Seperti biasa saat ini Natha sedang duduk di halte dekat kompleknya untuk menunggu angkot yang di temani oleh Langit.
"Ck kebiasaan deh ini angkotnya ngga dateng-dateng!" gerutu Natha.
"Sabar dong sayang, mungkin aja lagi mangkal dulu di mana gitu," ucap Langit sambil mengelus-elus rambut Natha.
"Ih tapi nanti kalo kita telat gimana," ucap Natha sambil cemberut.
"Sabar oke, jangan marah-marah mulu ah liat tuh mukanya jadi jelek," ejek Langit.
"Apa? Kak Langit bilang aku jelek hah!" omel Natha.
"Eh engga kok engga," ucap Langit panik.
"Alah ngga usah bohong deh kak emang kuping aku budek apa kak Langit bilang muka aku itu jelek!" omel Natha.
"Aku cuman bercanda sayang," ucap Langit sambil memegang tangan Natha namun di tepis oleh Natha.
"Bodo amat." ucap Natha langsung berdiri karna angkot sudah datang.
Saat Langit juga ikut berdiri Natha pun langsung membalikan badannya ke arah Langit yang sekarang posisi Langit ada di belakangnya.
"Kak Langit ngga usah ikutin aku, sekarang kak Langit duduk situ," ucap Natha sambil menatap Langit tajam.
"Lah kok gitu sih? Terus nanti kalo aku telat gimana?" ucap Langit.
"Aku ngga perdulu." jawab Natha dan langsung menaiki angkot.
"Mang ayo jalan." ucap Natha yang sudah memasuki angkot.
" loh itu pacar eneng ngga di suruh masuk?" tanya mamang angkotnya.
"Saya lagi ngambek sama dia mang jadi sekarang jalan aja ngga usah peduli dia mang," jawab Natha sedangkan mamang angkotnya pun terkekeh karna melihat sepasang remaja yang sedang marahan.
Langit yang melihat angkotnya sudah jalan pun hanya mengehela napas kasar, Langit pun langsung menelpon Iyan untuk menjemputnya.
Tut....tut....tut....
"Halo Lang kenapa?"
"Jemput,"
"Hah jemput? Maksudnya gue jemput lo?"
"Iya di halte deket komplek Lia,"
"Lah kok lo ada di san-"
Tut.
Belum juga Iyan selesai berbicara Langit langsung mematikan secara sepihak.
Setelah menunggu lama mobil Iyan pun sudah sampai dan berhenti di depan Langit, Langit pun langsung berdiri dan berjalan menuju pintu mobil yang berada di belakang bukan di depan.
"Jalan." ucap Langit datar mode on.
"Anjir lo Lang pindah ngga gue berasa sopir lo sialan!" omel Iyan namun tidak di gubris oleh Langit, sedangkan Langit dia hanya fokus dengan ponselnya.
"Ck untung lo sahabat gue kalo bukan udah gue bunuh." gerutu Iyan setalah itu pun langsung menjalankan mobilnya menuju ke sekolah.
Selang beberapa menit mobil Iyan pun sudah terpakir di parkiran sekolah, Iyan pun langsung buru-buru keluar dan membukakan pintu mobil untuk Langit.
"Silakan tuan." ucap Iyan sambil membungkukkan badannya seperti bawahan dan atasan.
Langit pun langsung turun dan pergi meninggalkan Iyan yang masih setia membungkukkan badannya.
"Woy Yan!" panggil Reno yang sekarang sudah berada di sebelah Iyan.
"Apa?" tanya Iyan.
"Bokap lo bangkrut ya sampe rela jadi sopirnya Langit?" tanya Reno ngawur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit [Selesai]
Roman pour Adolescents[Sequel Bad Girl vs Possesive Boyfriend] [Bisa di baca terpisah] "Kak Langit tau gak?" "hm?" "aku pengin jadi bintang deh," "kenapa?" "karna bintang itu termasuk dalam benda langit, dan aku mau jadi bagian dari kak Langit," Kehidupan Langit yang awa...