Serius Yan?

3.6K 226 8
                                    

"Gue di jodohin." ucap Iyan santai namun tidak untuk mereka yang mengernya.

"SERIUS LO YAN?"

"Bercanda kan lo Yan?"

"Hahaha lucu lo!"

Ya begitulah respon sahabat-sahabatnya, untuk saja saat ini Langit dan kawan-kawannya sedang berada di rooftop karna guru yang mengajar mereka sedang tidak masuk dan akhirnya pun freeclass hingga istirahat.

"Sebernya ini permintaan gue buat minta di jodohin, dan kata bokap gue lusa nanti gue bakalan ketemu sama dia dan sekalian tunangan." jawab Iyan.

"Kenapa harus di jodohin? Kenapa ngga lo aja yang nyari sendiri?" tanya Reno.

"Gue udah cape Ren nyari cewe sana sini tapi kaga ada yang pas di hati gue, jadi gue pasrah aja buat minta di jodohin," jawab Iyan.

"Tapi bokap lo udah kasih tau nama cewe yang mau di jodohin sama lo?" tanya Langit.

"Belum gue cuman di kasih tau dia sekolah di Bandung," jawab Iyan.

"LDR dong nantinya lo sama dia?" tanya  Darren.

"Engga, kata bokap gue dia mau pindah kesini dan dia katanya sih kelas 12," jawab Iyan.

"Lah tanggung amat dia pindah, ujian juga kan tinggal 4 bulan lagi," ucap Reno.

"Kalo itu gue ngga tau." ucap Iyan.

Drt...drt...drt...

"Bentar gue mau angkat telfon bokap," ucap Iyan.

"Halo pah?"

"Yan nanti pulang sekolah langsung pulang ya ngga usah keluyuran dulu,"

"Loh emang kenapa pah?"

"Acaranya tunangan kamu jadinya nanti malem ngga jadi lusa,"

"Hah serius pah? Oke oke Iyan ngga bakalan keluyuran dulu pulang sekolah langsung pulang,"

"Yaudah kalo gitu papah tutup ya telfonnya,"

Tut.

Iyan yang mendengarkan itu entah mengapa sangat senang benar-benar senang.

"Yan lo sehat kan?" tanya Darren.

"Sehat kok sehat bangettt," jawab Iyan yang masih mempertahankan senyum manisnya itu.

Kring...kring...kring...

Bel istirahat pun berbunyi.

"Pada mau ke kantin ngga?" tanya Iyan.

"Gue jemput Lia dulu,"

"Gue juga sama mau jemput Risya dulu,"

"Kalo lo Darren?" tanya Iyan.

"Gue jemput Indy dulu," jawab Darren.

"Ck yaudah lah gua duluan ke kantin," ucap Iyan dan langsung pergi meninggalkan mereka.

□□□


Malam hari telah tiba, dan acara pertemuan Iyan dengan calon tunangannya pun akan segera di laksanakan.

"IYAN CEPETAN NANTI TELAT LOH!" teriak Rain.

"Iyan bentar lagi mah ini lagi sisirin rambut," jawab Iyan.

"Nah udah nih mah, yuk entar kita telat lagi," ucap Iyan yang sudah berada di samping Rain.

"Ck kamu yang lama kok." ucap Rain.

"Yaudah ayo nanti telat nanti terlambat lagi," ucap Reno.

Selang beberapa menit keluarga Iyan pun sudah sampai di restoran ternama dan langsung menuju meja yang sudah di pesan.

"Maaf kami terlambat." ucap Vino saat sudah sampai di meja.

"Oh enggapapa kok Van santai aja," ucap Bagus selalu ayah dari calon tunangannya dan teman bisnis Vano.

"Yaampun jeng kita akhirnya kita ketemu lagi ya udah berapa tahun ya kita engga ketemu," ucap Rain sambil cepika cepiki dengan Dona selalu ibu dari calon tunangannya.

"Udah hampir 3 tahun jeng kayanya kita ngga ketemu," jawab Dona sambil tersenyum.

"Oh iya ini putri ku namanya Dira Mauren Albar," ucap Dona.

"Dira tante om," ucap Dira sambil menyalimi Rain dan Vano.

"Oh hai cantik, panggilnya mamah sama papah aja ya," ucap Rain.

"I...iyan mah," jawab Dira.

"Nah ini namanya-" belum selesai Rain berucap langsung di potong oleh Iyan.

"Halo om tante kenalin nama saya Briyan Leo Alvaro, biasanya di panggil Iyan om tante," ucap Iyan sambil menyalimi Bagus dan Dona.

"Aduh ganteng banget sih anak mu ini jeng," ucap Dona.

"Iya dong siapa dulu gitu papahnya," ucap Vano.

"Hahahah yasudah sekarang lebih baik kita mulai acara lamarannya saja," ucap Bagus dan di anggukin mereka kecuali Dira.

"Oke sekarang Iyan kamu pasangin cicinnya dia jari Dira dan nanti Dira kamu juga kaya gitu ya," ucap Vano.

Setelah memasangkan cincin Iyan meminta izin untuk mengobrol dengan Dira.

"Om tante boleh pinjem Diranya sebentar engga?" tanya Iyan.

"Panggilnya bunda sama ayah aja ya jangan om tante, boleh kok silakan kamu bawa ajak ke KUA juga boleh," ucap Dona.

"Ayo Dir," ucap Iyan sambil menarik lembut tangan Dira.

Iyan membawa Dira ke ruang pribadinya bagaimana bisa? Ya karna restoran ini adalah milik papahnya.

"Hai kamu kenapa sih dari tadi diem aja?" tanya Iyan.

"Ngga." jawab Dira.

"Anjir jadi gue di jodohin sama es batu modelan Langit sama Darren?" batin Iyan.

"Apa lo ngga suka sama perjodohan ini?" tanya Iyan lirih namun masih mampu di dengan oleh Dira.

"Menurut lo?" tanya balik Dira dan Iyan hanya menggeleng.

"Huft...Kalo lo mau batalin pertunangannya nggapapa kok gue bakalan ikhlas," ucap Iyan yang sudah pasrah dan meninggalkan Dira.

Dira yang mendengankan itu tidak enak hati, Dira tau kalau dia itu salah karna sudah menolak Iyan tapi dia juga tidak ingin di jodohkan.

Dira pun langsung menyusul Iyan yang sudah keluar.

"Mah pah bun yah kayanya Iyan maaf tapi Iyan mau-" ucapan Iyan terputus akibat Dira yang tiba-tiba langsung menautkan jemarinya dengan jemari Iyan.

"Ih kamu tuh nyebelin banget sih ninggalin aku sendirian!" ucap Dira sambil cemberut menggadeng tangan Iyan dan itu membuat Iyan kaget.

"Dia kenapa? Apa dia udah nerima gue?" batin Iyan.

"Eh maaf sayang aku ngga bermaksud kok," ucap Iyan kaku.

"Udah-udah sekarang kita makan yuk," ucap Vano yang di angguki Iyan dan Dira.

♡♡♡

Hai hai ayu balik lagi hehehhe, disini emang part spesial buat Iyan karna kasian cuman dia doang yang masih jomblo makannya disini ayu kasih kisah cinta buat Iyan🙂💖

Jadii tetep stay ya di sini heheheh dan jangan lupa vote dan coment sebanyak-banyaknya ya gaesssss🖒💖😙

Revisi 24 Des 2021

Langit [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang