Part - 06

5.3K 386 6
                                    

.

.

.

"Cinta itu bagi sebagian orang yang tidak mempercayainya, hanyalah bullshit semata."

.

.

.


Rumah - 12:00 PM

*Diva POV*

Seusai kejadian di kolam renang tadi, aku memutuskan untuk bersih diri. Setelah dirasa bosan, aku turun ke dapur untuk membuat matcha latte kesukaanku. Baru saja aku selesai membuatnya dan hendak kembali ke kamar di lantai atas, salah seorang pelayan di rumah ini memanggilku.

"Nona muda, ada paket titipan dari nyonya. Beliau bilang untuk diserahkan kepada nona muda saja." Ujar pelayan itu.

"Oh baiklah, mana paketnya?" Ucapku.

"Apa saya mengganggu aktivitas nona muda?" Katanya sedikit merasa sungkan padaku.

"Ayolah jangan merasa tidak enak dan formal seperti itu denganku, sudah kubilang berapa kali. Lagipula kakak juga sedang tidak di rumah, mengingat usiaku juga jauh lebih muda dibanding kalian semua." Kataku padanya, aku memang tidak terlalu menyukai kondisi formal.

Terlebih usia mereka jauh di atasku, jujur itu membuatku merasa sedikit risih. Meskipun mereka hanya pekerja di rumah ini, bukan berarti aku bisa semena-mena terhadap mereka.

Aku tak ingin berlama-lama di sini, karna aku sudah menantikan kelanjutan episode anime yang baru saja di rilis.

Ku raih paket seukuran box sepatu itu dengan tangan kananku, dan ku bawa menuju ke kamarku.

"Maaf telah merepotkan anda nona, terima kasih sebelumnya." Ujarnya lagi kembali pada pekerjaannya.

"Iya, sama-sama." Jawabku.

Aku memang terkenal cuek, namun itu hanya kepada orang-orang tertentu saja. Aku masih tau diri kapan, dimana, dan dengan siapa aku bersikap.

Setelah kuletakkan secangkir matcha latteku di atas meja yang menghadap televisi di kamarku, aku langsung bergegas menuju kamar kakakku untuk meletakkan paket ini di sana.

Kulihat pintunya terbuka, apa ada seseorang di dalamnya?
Kupikir salah seorang pekerja di rumah ini sedang membersihkan ruangan itu, positive thinkingku.

Baru saja aku tiba di ambang pintu, aku sudah di suguhkan pemandangan yang teramat sangat membuatku terkejut.

Tubuhku menegang dan hanya berdiam diri mematung di ambang pintu, entah apa yang merasukiku. Seolah baru tersadar akan apa yang terjadi, tanganku melemas dan tidak sengaja menjatuhkan paket itu.

.

BRUK!

.

Aku yang tak ingin kepergok lebih lama memandangi 'dia', dengan aktivitas tidak senonohnya. Aku segera berlalu dan kembali ke kamarku.

.

Deg.

.

Deg.

.

Deg.

.

'Oh shit! Jantungku berdebar dengan sangat cepat. Sialan!'

Honey Bee [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang