Part - 03

6.4K 448 4
                                    

.

“Takdir memang unik, memiliki caranya sendiri untuk mempertemukan dan memisahkan.”

.
.
.

Terdengar deru mobil di pekarangan sebuah rumah, terlihat seorang wanita cantik nan sexy turun dari mobil sport berwarna putih dengan anggunnya.

Beberapa pelayan telah menyambut kedatangannya di sebuah mansion besar yang disebut rumah atau kediaman utama.

Wanita itu berjalan dengan sangat anggun bak seorang model, rambut hitam panjangnya tergerai tanpa poni, kulitnya putih bersih, mata sayunya yang indah itu tertutup oleh ekspresi datarnya, bulu matanya yang lentik pun bersembunyi dibalik bingkai kacamata bulat semi oval dengan frame besi berganggang emas yang bertengger rapi diatas hidung mancungnya. Bibirnya yang berwarna merah merona itu kini menyapa seorang wanita seusianya yang berdiri tepat di hadapannya.

*Diva POV*

“Hai!” Terdengar suara syahdu yang menggoda indra pendengaranku.

“Hai! Long time no see, Hahahaha... Apa kabar?” Kali ini terdengar suara Onee menyapanya.

Aku mulai penasaran, siapa orangnya. Onee bilang dia lah yang akan menemaniku selama Onee sedang dalam business trip.
Baiklah kali ini kuberanikan diri melihatnya, awalnya aku acuh tak acuh saja, namun rasa penasaranku mulai menggebu semenjak indra pendengaranku menangkap suara syahdu miliknya walau hanya sapaan singkat saja yang ia lontarkan.

I'm fine, how are you now? Sepertinya kamu lebih sibuk dibandingkan denganku sampai tidak memiliki waktu untuk menjaga adikmu.” Sarkasmenya.

Ketika aku melihat kearahnya, entah kenapa sialnya dia juga sedang menatap kearahku.
Sekejap aku sempat tertegun, kuakui dia wanita yang cantik dan cukup sexy.
Sungguh kurutuki diriku sendiri, bisa-bisanya aku memiliki pemikiran seperti ini. Aku hanya menatapnya diam tanpa berkata, dan tanpa ekspresi.

“Apa kamu tidak bisa menyambutku dengan ramah? Ayolah kita sudah lama tidak berjumpa dan kau memberiku sindiran sekelas ibu-ibu gosip sosialita.” Jawab kakak sambil memutar malas bola matanya.

Bukan sapaan yang kudengar, ia justru memalingkan pandangannya ke arah lain. Sungguh tidak sopan dan tak bertatakrama, apa seperti itu sikap orang yang berpendidikan?

Satu kata terlintas dalam pikiranku mengenai dirinya, yaitu menyebalkan.

Aku pun membuang muka dan seolah tak menganggapnya ada.
Yang benar saja? Manusia seperti itu akan tinggal denganku serumah?
Cih, lebih baik aku menghabiskan waktuku dengan liburan di pulau tropis sendirian pastinya.

“Dek, kenalin dia teman baik kakak semasa sekolah, namanya Caren Laurencia. Kami alumni dari akademi tempatmu bersekolah sekarang.” Kata Onee memperkenalkannya.

Aku hanya mengangguk dan berpura-pura fokus pada santapan lezat yang tepat berada dihadapanku sekarang, yang ada di pikiranku sekarang adalah segera meninggalkan meja makan dan masuk kedalam kamar.

“Caren, dia adik yang pernah kuceritakan, namanya Diva Angelamanda.” Sekarang Onee memperkenalkan diriku padanya.

“Aku selesai, kak, hari ini aku cukup lelah, jadi aku akan tidur lebih awal.” Pamitku ambigu.

Honey Bee [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang