Part - 27

2.9K 227 12
                                    


.

.

.

“Jatuh? bangkit lagi, Gagal? coba dan berusaha kembali. Sebenarnya semua orang bisa melakukannya, namun tidak semua orang mau melakukannya.”

.

.

.

*Caren POV*

Hari dimana liburan kenaikan kelas telah tiba, tunanganku mengajakku untuk berpartisipasi dalam acara liburan itu. Aku tidak menyukai ini, berada di sekitaran anak-anak yang masih labil dan berisik. Temanku lagi-lagi meminta kami mengawasi adiknya itu, aku tak sanggup jika terlalu lama bersamanya.

Bagaimana aku bisa melupakannya jika dia berada di lingkungan sekitarku, bagaimana aku bisa melupakan rasa ini jika melihatnya bersama orang lain saja sudah membuatku dibakar api cemburu. Tibalah aku dan tunanganku di rumah itu, menjemput gadis itu untuk menuju ke titik kumpul bersama-sama.

Aku sudah berupaya untuk tidak mempedulikannya, tapi lagi-lagi dia mengacaukan moodku hanya dengan melihatnya bersama pria itu. Iya, lagi-lagi pria yang berdansa dengannya di hari pertunanganku.

.

Sakit.

.

Kurasakan hatiku menjerit di dalam sana, seolah tidak rela gadis itu duduk bersama pria itu tepat di depanku. Mereka seolah tidak menganggap kami ada, dan asik bercanda ria dengan mesranya. Ingin sekali kulenyapkan pria itu, tapi aku sadar aku sudah bukan siapa-siapa lagi di dalam kehidupannya.

Setibanya kami di pelabuhan, rupanya mereka berdua tertidur dengan saling bersandar kepala. Ingin sekali kucabik-cabik pria itu, berani sekali dia berbagi mimpi dengan gadis itu. Kami pun turun dari bus, segera masuk ke pelabuhan. Mereka berjalan di depanku dengan mesra, ingin rasanya kulempar pria itu ke laut saja.

“Sayang kamu kenapa?” Ucap Morgana tiba-tiba menyadarkanku.

“Enggak, cuma ngerasa sedikit gerah.” Jawabku singkat seadanya.

'Gerah melihat mereka berdua.' Batinku.

“Kamu sakit? Wajah kamu merah, aku beliin teh hangat dulu ya di kantin kapal.” Ucapnya.

“Tidak perlu, aku hanya ingin istirahat.” Ucapku seadanya.

'Istirahat dari siksaan hati yang kualami.'

“Yaudah kamu tahan bentar, selepas nyebrang ntar langsung menuju hotel kok.” Ujarnya.

“Hm.” Sahutku singkat.

Kuputuskan untuk keluar ke samping kapal, menikmati hembusan angin laut menerpa kulit dan wajahku. Namun tanpa kusadari, gadis itu berdiri tidak jauh dariku. Ia tampak seperti sedang menikmati kesendiriannya, dengan headset terpasang di kepalanya. Samar-samar kudengar ia menyenandungkan lirik sebuah lagu, walau aku mendengarnya samar tetapi masih terdengar merdu.

~

It's not a walk in the park
(Tidaklah seperti jalan-jalan di taman)
To love each other
(Untuk saling mencintai)
But when our fingers interlock
(Dan saat jemari kita saling mengunci)
Can't deny, can't deny you're worth it
(Tak bisa pungkiri, tak bisa kupungkiri kau memang layak)
Cause after all this time
(Karena setelah sekian lama)
I'm still into you
(Aku masih menyayangimu)

Honey Bee [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang