..
.
“When your life change to be harder,
changes yourself to be stronger.”.
.
.
*Diva POV*
Saat ini aku berada di rumahku, bukan rumah Onee tempat biasa aku tinggal. Rumah yang cukup besar ini nampak kosong, sepi, dan tak terawat. Karna aku tidak membawa kunci dan tak bisa membuka gerbang, kuputuskan untuk memanjat pagar yang menjulang tinggi ini.
Setelah berhasil masuk di halaman rumah, bergegas aku memanjat pohon sebagai akses untuk masuk kedalam rumah. Pohon besar yang rindang ini, mengarah tepat ke sebuah jendela kamar yang terbuka di lantai atas. Kamar itu adalah kamar mendiang kedua orangtuaku, dirasa berhasil masuk akupun segera menyandarkan tubuhku.
.
Lelah, itulah yang saat ini kurasakan.
.
Pedih, itulah yang saat ini berkecamuk di dalam hati.
.
Aku tak ingin kembali, biarlah aku membusuk di rumah kosong ini. Tempat ini adalah rumahku, tempat dimana seharusnya aku pulang dan kembali. Biarlah untuk sesaat seperti ini, karna aku hanya ingin sendiri.
Aku sudah tidak menangis lagi, namun jauh di dalam sana meninggalkan rasa perih. Aku berjalan menuju sebuah lemari, masih lengkap di dalamnya berisi beberapa helai pakaian. Dan pandanganku langsung tertuju pada bagian rak paling bawah lemari itu, terdapat beberapa buku yang bisa kusimpulkan itu adalah album foto.
Kubuka album foto yang telah usang itu, air mataku kembali menetes tiap makin kubuka lembaran demi lembaran album itu. Aku memeluknya erat, meski aku enggan mengakuinya tapi kurasakan setitik kerinduan yang mendalam pada mereka.
Aku merindukan masa kecilku, hanya ada aku kecil yang masih polos nan ceria tanpa mengenal rasa sakit dan luka. Aku paham meskipun selama ini mereka merawat dan membesarkanku karna sebuah paksaan, namun kasih sayang dan perhatian itu terasa sangat nyata.
'Andai aku tak mengetahui kenyataan itu, mungkin sampai sekarang hidupku akan baik-baik saja.' Batinku seraya meneteskan butiran air mataku.
Aku ingin di peluk oleh kebohongan, setidaknya itu lebih baik daripada ditendang oleh kenyataan.
-
(Flashback On)
Rumah - 04:00 PM
“Div ikut Mama kerumah tetangga ya, anaknya temen Mama lahiran.” Ujar Mama.
“Duh Ma, bentar aku masih main game.” Keluhku.
“Game terus aja, lama-lama ponselmu Mama banting!” Ancamnya.
Dengan enggan aku mematikan ponselku, dan berjalan menuju garasi untuk mengeluarkan motorku. Usai tiba di sana aku di suruh bermain dengan si anak pertama dari tetanggaku itu, dan orangtuaku memasuki kamar untuk sekedar menengok dan berbincang-bincang.
Aku mulai merasa bosan, kemudian ku lihat jam tanganku sudah menunjukkan hampir pukul 5 sore. Aku bergegas menuju kamar itu untuk memanggil orangtuaku, dan mengajaknya pulang karna aku tak ingin tertinggal serial anime waktu itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/228504892-288-k111917.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Honey Bee [END]
عاطفيةG X G ! #Lebah Takdir memang memiliki caranya sendiri, untuk mempertemukan dan memisahkan. Seperti bagaimana kisahku dipertemukan denganmu. Kamu dan aku itu berada dalam ruang yang sama, namun dalam lingkup yang berbeda. . #Madu Takdir itu tak terd...