Part - 12

4.7K 322 4
                                    

.

.

.

“Be somebody, who makes everybody feel like a somebody.”

.

.

.

Rumah - 01:11 PM

*Diva POV*

Aku terbangun karna perutku terasa lapar, ntah sudah berapa jam aku tertidur sejak kejadian tadi malam. Kulihat sekelilingku, hanya ada aku sendiri di dalam kamarku.

'Oh, dia udah bangun ternyata.'

Aroma lezat tercium di hidungku, dan ini membuat perutku melakukan konser rock secara tak beraturan. Tampak omurice yang masih hangat tersedia di atas nakas tempat tidurku.

'Padahal sudah kusuruh untuk menjauhiku, rupanya wanita itu masih perhatian padaku.' Tanpa sadar aku tersenyum simpul.

“Baiklah, itadakimasu!” Ucapku semangat sebelum menyantap makanan lezat itu.

Setelah kubantai habis makanan itu, aku turun ke lantai bawah untuk menuju dapur. Ketika sedang menuruni anak tangga, kulihat wanita itu duduk diam di ruang makan sambil membaca bukunya.

Aku acuh tak acuh saja, dan bergegas membuka lemari pendingin di dapur. Aku hanya terdiam melihat isinya.

'Astaga, aku kelupaan membeli stock cemilan dan minuman lagi.'

Tapi terdapat jajaran kaleng-kaleng minuman dengan cap bintang, aku mengambilnya satu. Kali ini aku membuka kaleng itu sambil berlalu menuju anak tangga, tenggorokanku yang kering menginginkan ini.

Hendak aku meminumnya, seseorang merampasnya begitu saja dari tanganku.

“Anak kecil tidak boleh meminum minuman keras.” Ucap orang itu datar, kemudian meneguk habis isi kaleng itu.

'Shit! Manusia ini!' Batinku kesal.

“Menyebalkan.” Ucapku kemudian berlalu ke kamarku.

Sesampainya di kamar, aku memutuskan untuk delivery makanan. Kali ini kubayar via mobile, dan membiarkan pelayan yang mengantarnya ke kamarku.

Terdengar ketukan pintu, dan tampak pelayan berdiri di sana. Kuambil pesananku, aku cukup terkejut ketika membukanya.

'Bukankah aku memesan cheeseburger, fries dan cola dengan ukuran yang sama extra large? Kenapa isi colanya hanya setengah saja?' Batinku.

'Ah, sepertinya hanya matcha latte, ice cream, dan yang lainnya komplit kecuali cola saja. Padahal cola adalah yang kutunggu.'

“Kenapa isi colanya hanya setengah?” Tanyaku pada pelayan itu.

“Nyonya Caren tadi sempat meminta saya membawa pesanan ini kepada beliau terlebih dahulu, mengecek apa saja isinya dan mengurangi cola anda. Katanya, ah maaf jika ucapan saya menyinggung anda. Tapi anak kecil tidak boleh terlalu banyak meminum soda.” Jelasnya.

“Lalu di kemanakan setengah isinya?” Tanyaku, harap-harap disimpan di lemari pendingin dan aku berencana diam-diam mengambilnya.

“Nyonya Caren membuangnya, nona.” Jawabnya.

'Cih! Masih saja menyebalkan seperti biasanya!' Batinku kesal.

“Baiklah, terima kasih.” Ucapku.

Honey Bee [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang