Part - 37

2.9K 206 5
                                    


.

.

.

“Jikalau bahagia, janganlah merasa teramat sangat. Terkadang kebahagiaan adalah pembuka dari sebuah luka.”

.

.

.

Akademi MJ - 12:00 PM

*Diva POV*

Seperti biasa aku selalu menghabiskan waktuku untuk menikmati kesendirianku di rooftop, lagi-lagi aku membolos mata pelajaran tanpa sepengetahuan tuyul-tuyul itu. Ditemani oleh alunan music yang kuputar melalui MP3 Playerku, juga dengan earphone terpasang di telingaku. Namun ketika aku sedang asik menikmati kesendirianku, seseorang datang menghampiriku.

“Bolos lagi lu?” Tanyanya padaku.

“Menurut lu?” Balasku balik bertanya.

“Perasaan akhir-akhir ini lu, Singkek, sama Sherly makin deket aja.” Ujarnya.

“Gada tuh, biasa aja. Perasaan lu aja kali Nin.” Ujarku singkat.

“Boleh gue nanya?” Ucapnya bertanya.

“Tanya aja.” Sahutku.

“Apa hubungan lu sebenarnya sama kak Cerry? Kenapa lu selalu beda ketika berada di sekitar dia?” Ucapnya bertanya.

“Kak Caren? Aku sama dia gak ada apa-apa.” Ucapku datar.

“Apa bener waktu Singkek nebak kalo ternyata lu pernah jalin hubungan? Apa orang itu adalah kak Cerry?” Tanyanya kelu.

“Kenapa lu mikir gitu?” Ucapku mengelak.

“Karna gue sebenernya suka sama lu.” Ucapnya kelu.

“Gue udah cukup buat mendam semua perasaan ini.” Lanjutnya.

Sorry Nin, gue gak maksud.” Sahutku.

“Tapi gue sama sekali gak berniat untuk menjalin hubungan dengan siapapun. Dan ya, kak Caren adalah orangnya yang telah membuat kalian semua bertanya-tanya pada makan malam hari itu.” Lanjutku datar.

“Kenapa musti dia?!” Kesalnya.

“Gue juga gak tau, otak gue berkali-kali nolak, tapi hati gue berkali-kali milih.” Ucapku datar.

“Apa sampe sekarang lu masih gak bisa move on dari dia? Apa sebenernya lu gak bisa berpaling dari dia?! Itu sebabnya lu mutusin akan pergi ke Jepang sepulang dari acara kelulusan, buat menghindari pernikahannya karna lu masih gak merelakan dia?!” Ujarnya emosi.

“Enggak juga, gue ke Jepang pada hari itu juga karna gak pengen kehabisan beasiswa aja.” Ucapku mengelak.

“Bohong kan?! Lu cuma mengelak karna semua fakta itu bener kan?!” Ucapnya emosi.

“Gue-” Ucapku.

“Gue sama Leak ada perlu di sana, kenapa lu ikut campur urusan kita?” Ujar Rina yang datang tiba-tiba dengan memotong ucapanku.

“Anin, lu tuh apaansih. Kalo gak tau urusan orang jangan bicara yang enggak-enggak.” Timpal Shyeren.

“Jangan menghujat orang gitu lah, kalo mau hujat ke toilet aja sana.” Sahut Yuka.

“Itu hajat pe'ak!” Ketus Rina dan Shyeren.

“Weee, kalem.” Ucap Yuka.

“Lu pada sekongkol ternyata?!” Ucap Anna ketus.

Honey Bee [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang