Danissa kini terduduk di kursi sebelah ranjang dera, sedangkan vanka dan rachel mereka memutuskan untuk pergi ke kantin, karena jam makan siang mereka terlewat.
Tangan danissa menggenggam erat jemari tangan dera, hatinya sakit saat melihat kondisi gadis itu dengan berbagai macam selang dan kabel yang menempel di dadanya, sekuat tenaga danissa menahan air mata yang memaksa untuk keluar dari sarangnya.
"Andera,, maafin gue, gue bodoh gue jahat de" ucapnya lirih dengan suara serak menahan tangis
"Gue nyesel udah bikin lo masuk rumah sakit untuk yang kedua kalinya de, lo harus bangun lo harus bales tingkah bejad gue de" air matanya tak dapat lagi terbendung akhirnya terjun bebas melewati pipi putihnya.
Penyesalan memang selalu datang di akhir kisah bukan?? tidak! Ini bukanlah sebuah akhir, Andera gadis yang kuat dia tegar, danissa yakin andera si Upik Abu akan dengan mudah melewati masa kritisnya dan membalas perlakuan danissa.
Flashback on
"Aw!! Sakit ih pelan-pelan" ringis seorang gadis yang tengah diobati lututnya oleh gadis lainnya
"Makannya jangan bantah omongan gue, kan gue udah bilang lo gak usah main basket, ini kan hasilnya.. lutut lo luka!!" Omel gadis itu pada temannya
"Hiks..hiks.."
"Loh kok nangis? Kan gue yang jatoh, gue yang sakit kenapa lo yang nangis.?"
"Gue sakit liat lo kesakitan niss hiks maafin gue gak bisa jagain lo"
"De, ini cuma luka kecil kok udah ya jangan nangis, gue minta maaf gak dengerin apa kata lo"
"Udah ya nangisnya, gue juga sakit liat lo nangis"
Flashback end
"Bangun de, gue mohon jangan siksa gue kayak gini hiks" danissa menenggelamkan wajahnya di lengan dera,
"Gue kangen lo, gue sayang lo andera!"
Brakk!
Danissa menoleh kearah suara, vanka dan rachel berdiri tepat diambang pintu dengan wajah kagetnya, bahkan kantong yang vanka bawa terjatuh, mereka mendengar ucapan danissa pada dera.
"Van? Hel??" Ucap danissa seraya mendekat, vanka mundur selangkah lalu berlari dari ruangan itu, dia menangis mengetahui kebenaran yang tak bisa dia terima.
Vanka duduk di taman rumah sakit dengan air mata yang masih setiap meluncur dari matanya,
"Kenapa niss?? Kenapa mencintai harus sesakit ini??" Gumamnya lirih.
"Selama ini gue berusaha buang perasaan terlarang ini gue takut lo jijik sama gue hiks tapi kenapa lo malah suka sama si upik abu ??"
"Gue yang selalu ada buat lo bukan dia, gue yang sayang sama lo bukan dia danissa !!" Geramnya seraya mengepalkan tangan.
Sementara itu danissa dan rachel terdiam mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing, sampai terdengar suara helaan nafas dari rachel.
"Hahh.. gue gak tau harus ngomong apa niss, gue sahabat lo tapi gue gak tau apapun tentang lo" ucap rachel, danissa menoleh.
"Sorry hel, tapi gue belum siap buat ceritain semuanya, gue harap lo sama vanka ngerti"
Kedua gadis itu mendekat kearah dera dengan panik saat tiba-tiba tubuh dera kejang-kejang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Enemy! (GxG) (COMPLETED)
RomanceApapun tentang dia pokoknya gue benci TITIK -Danissa Putri Gue bukan gak berani, gue cuma mager aja! -Andera Rafasha GxG area ya! Mengandung unsur 18+ , gue gak tanggung jawab kalo kalian jadi gelisah ya! haha