Danissa dan regina berlari memasuki rumah sakit dan menghampiri resepsionis.
"Mbak ruangan andera rafasha korban kecelakaan tadi dimana ya ??" Tanya danissa panik,
"Mbak nya naik ke lantai 2 kamar nomor 15"
"Makasih mbak"
Kedua gadis itu kembali berlari kecil menuju ruangan andera. Regina melihat kecemasan dan ketakutan besar di wajah cantik danissa, dia mengusap bahu gadis itu untuk menenangkan nya.
"Dera pasti baik-baik aja niss"
Danissa menoleh, "semoga" jawabnya singkat.
Mereka sampai di depan kamar andera, saling pandang lalu mengangguk. Tangan danissa terjulur memutar kenop pintu, matanya membulat sempurna melihat andera terbaring dengan kepala dililit perban, regina pun tak kalah kaget.
Keduanya menghampiri andera dengan mata yang berkaca-kaca, danissa duduk di bangku sebelah ranjang dengan tangan mengusap puncak kepala dera, regina berdiri disisi lainnya.
"Dera.. kenapa bisa kayak gini sih?" Regina mengusap pipi gadis itu,
"Ini salah gue re.. gara-gara gue dera jadi kayak gini re.." danissa melemahkan suaranya dan menundukkan wajah.
"Stt.. danissa ini bukan salah lo, kita gak tau kenapa dera bisa kayak gini jadi stop nyalahin diri sendiri ya"
"De,, please bangun de, gue minta maaf udah bentak lo waktu itu" danissa menggenggam dan mencium tangan dera.
Beberapa jam kemudian andera membuka matanya perlahan, membiasakan cahaya yang menerobos retinanya. Danissa dan regina menegakkan tubuh dan tersenyum lebar, danissa memeluk dera, menaruh kepalanya di dada andera, membuat andera mengernyitkan dahi.
"De maafin gue de, gue bentak lo, gue marah-marah sama lo, lo mau kan maafin gue de" andera bungkam, dia menatap danissa yang kini mengangkat kepalanya.
"Dera, lo gapapa kan ? Kepala lo sakit ga ??" Tanya regina, andera pun menatap regina datar.
"K-kalian siapa ??"
BOOM!!!!
Danissa dan Regina menutup mulutnya masing-masing dengan kedua tangan, mata mereka pun membelalak kaget, andera tak mengenali mereka.
"G-gue Regina Alexia de, temen lo, lo gak inget ??" Regina menepuk-nepuk dadanya, dera menggeleng lemah.
"Gue Danissa dera, g-gue.. gue.. "
"Dia pacar lo dera, masa lo gak inget ??" Andera juga danissa membelalakkan mata, kedua gadis itu menatap regina heran, regina menggaruk pipinya yang tak gatal, kebiasaannya jika dia berbohong.
"P-pacar ?? Gue sama dia sama-sama cewe, gak mungkin kita pacaran !" Tegas andera, danissa menoleh kearahnya dengan tatapan sendu.
"Lagian dia gak bilang sayang sama gue atau pun nyatain cintanya ke gue " danissa kini menunjukkan ekspresi wajah bodohnya sedangkan regina menggigit bibir bawahnya menahan tawa.
Danissa membatu cukup lama dan tanpa sadar dia melangkahkan kakinya perlahan menjauhi ranjang andera kearah pintu.
Andera bangkit perlahan, dia turun dari ranjangnya dibantu regina, lalu berjalan tertatih mengikuti danissa.Grepp!!
Gadis itu mengangkat kepalanya yang tertunduk saat merasakan dua buah tangan melingkar diperutnya, dia mengusap lengan itu lalu tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Enemy! (GxG) (COMPLETED)
RomanceApapun tentang dia pokoknya gue benci TITIK -Danissa Putri Gue bukan gak berani, gue cuma mager aja! -Andera Rafasha GxG area ya! Mengandung unsur 18+ , gue gak tanggung jawab kalo kalian jadi gelisah ya! haha