#sixtieth-fifth

5.8K 440 31
                                    

"Deraa... Danis.. dara.. cepet turun papa sama yang lain udah nungguin !!"  Teriak adinda dari ambang tangga.

"Yo.. yo.. santuy kak .."  jawab danissa keluar dari kamarnya diikuti andera.

"Lelet lo ! Itu dara panggil cepet kita udah telat "  andera mengangguk kemudian berjalan menuju kamar sang adik, sementara danissa dan adinda turun terlebih dahulu.

Tok.. tok..

"Dara.. ayo cepet papa sama mama udah nunggu.."

Ceklek!

Andera mematung, matanya sedikit melebar juga mulut yang sedikit terbuka melihat andara yang tersenyum manis padanya dengan dandanan yang tak biasa. Gadis belia itu memakai sedikit polesan di wajahnya dengan balutan dress panjang tanpa lengan berwarna merah.
Rambutnya digerai dan diposisikan di samping kiri bahunya.

Andara mengernyit heran dengan tatapan andera, dia melihat dari bawah hingga atas mencari apa yang salah dari penampilannya. Gadis itu melambaikan tangan tepat diwajah andera membuat andera tersadar.

"Kak dera kenapa ?? Dara jelek ya ? Gak pantes pake baju ini ya ??"  Andera menggeleng cepat.

"Eh engga.. engga.. justru dara cantik banget, kaka sampe terpesona tau.. "  andara tersenyum malu-malu kemudian menarik mengalungkan tangan di lengan andera dan menariknya berjalan.

"Kaka berlebihan, dara gak lebih cantik dari kaka tau .."

"Kaka serius, kalo gak percaya kita liat reaksi papa, mama, jessi dan yang lainnya dibawah nanti ya.."

"Apaan sih kak, kan dara malu.."  andera terkekeh menggelengkan kepalanya.

Benar saja yang andera bilang, saat sampai di ruang tengah dimana papa, mama dan yang lainnya berkempul mereka nampak terpukau dan mematung. Apalagi jessica, gadis itu nampak kesulitan mengatur nafasnya saat andara berjalan dan berdiri disampingnya.

"I-ini anda-ra ??"  Gagap rachel menunjuk andara.

"Lo pikir siapa ??"  Tanya andera menahan tawanya. Andara menundukkan wajahnya malu dengan tatapan manusia-manusia itu.

"A-anak papa stefan kan ?? Astaga papa jadi lupa umur !"

Plakk!

"Aw.. sakit mah .."  ringis stefan mengusap pipinya yang terkena tamparan manja dari tangan halus riyanti.
Gadis-gadis lain menutup mulutnya menahan tawa.

"Nyebut pah.. nyebut..! Apa mau mama coret dari kartu keluarga ??"  Ancam riyanti seketika tawa mereka pecah, wajah stefan melongo bego.

"J-jangan dong mah.. "  ujar stefan memelas dengan kedua tangan disatukan memohon pada istrinya.

"Makanya jangan genit ! Anak sendiri mau di embat juga ?? Gak ada ahlak papa ??"  Sarkas danissa, stefan meliriknya dan menatap tajam.

"Itu salah satu pujian papa buat dara mah.. "

"Modus !! Papa emang doyan ngerdusin cewe muda mah .."  adinda ikut mengompori membuat stefan semakin cepat menggelengkan kepalanya saat tatapan tajam riyanti menghunusnya.

Glup!

Adinda, danissa, andera dan gadis lainnya dibuat menelan ludahnya ngeri. Mereka saling pandang dan mengirimkan sinyal darurat untuk melarikan diri dari sana.
Mereka bergeser perlahan kearah pintu dengan saling mengeratkan genggaman. Stefan menyadari itu dia melotot kearah para gadis.

My Sweet Enemy! (GxG) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang