"pulanglah jessi..!!"
Deg!
Pelukannya terlepas, jessica menatap nanar punggung andara. Dia tak menyangka gadis yang menjadi alasan kuatnya untuk menolak perintah sang ibunda malah menyuruhnya untuk pulang dan secara tak langsung membuatnya harus menerima perjodohan bodoh itu.
"D-dara.." andara tersentak mendengar suara parau jessica namun dia tak berani membalikkan tubuhnya, enggan melihat kekecewaan yang ia yakini tergambar jelas pada wajah cantik jessica.
"A-apa maksud dara ?? Apa dara gak mau memperjuangkan jessi ?? dara marah sama jessi ??"
"Oh.. atau selama ini dara cuma anggap jessi pelampiasan rasa kesepian dara iya ??" Andara melotot, dia bangkit dari duduknya kemudian berbalik menatap jessica.
"Jessi salah besar, jessi tau apa yang dara rasain selama ini sama jessi, dara sayang sama jessi.."
"Ya terus kenapa ??" Nada bicara jessica semakin meninggi membuat andara sedikit tersentak.
"KENAPA ANDARA ??!!!" andara memejamkan matanya karena bentakan jessica.
"Kenapa dara gak mau berjuang sama jessi ?? Jessi tolak perjodohan itu buat dara, jessi gak mau hidup tanpa dara !!"
"Dara tau jessi dara tau tapi bukan dengan cara seperti ini yang dara mau jessi, dara pengen nantinya hubungan kita di akui sama mama jessi " Jessica menatapnya datar dan tersenyum miring, andara mengambil sebelah tangan gadis itu dan menciumnya.
"Jessi harusnya bersyukur mama jessi masih ada dan mama pasti ingin yang terbaik buat jessi, hubungan kita gak akan pernah bisa dibenarkan jessi, sebesar apapun rasa cinta dan kasih yang tumbuh diantara kita itu gak akan pernah bisa mempengaruhi takdir yang Tuhan gariskan sebagaimana mestinya" jelas andara lembut, tatapan datar jessica berubah menjadi tatapan sendu dengan air mata yang mulai luruh.
"J-jessi.. hiks.. sayang dara.. jessi gak mau pisah sama dara hiks.. tolong.. " andara iba, dia menarik tubuh jessica kepelukannya berharap bisa membuatnya tenang mungkin untuk yang terakhir kalinya.
"Dara juga sayang jessi, dara juga gak mau pisah sama jessi.. tapi jessi gak boleh jadi anak pembangkang, jessi harus tetap menomor satukan orang tua jessi.. " jessica menggeleng mempererat pelukannya.
"Jika kita ditakdirkan bersama bagaimana pun cara Tuhan menguji kita jessi harus yakin kita bakalan tetap bersama" andara menghapus kasar air matanya yang luruh dia tak ingin menunjukkan sisi lemahnya dihadapan gadis yang sangat ia cintai itu.
"Berjuanglah sekali lagi, buktiin kalo jessi mampu meyakinkan mama untuk memilih jalan hidup jessi sendiri, jessi harus percaya dara bakal nunggu jessi sampai kapanpun" pelukan terlepas, andara mengusap air mata di pipi jessica.
"D-dara jan-ji ??" Andara mengangguk seraya tersenyum manis.
"Janji.. " kedua gadis belia itu menautkan jari kelingkingnya, berikrar dengan penuh keyakinan tentang apa yang mereka cita-citakan.
Tanpa keduanya sadari, sedari tadi didepan pintu kamar mereka yang tertutup 2 orang dewasa tengah mendengarkan percakapan mereka dengan hati yang tersayat pilu. Mereka, stefan dan rossiana.
Stefan menatap rossiana yang menundukkan wajahnya dengan tangan yang mengepal entah menahan emosinya atau apapun itu stefan tak mengerti. Dia hanya tersenyum bangga mendengar ucapan andara yang terdengar begitu dewasa dan bijaksana di umur belianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Enemy! (GxG) (COMPLETED)
RomansaApapun tentang dia pokoknya gue benci TITIK -Danissa Putri Gue bukan gak berani, gue cuma mager aja! -Andera Rafasha GxG area ya! Mengandung unsur 18+ , gue gak tanggung jawab kalo kalian jadi gelisah ya! haha