Danissa baru saja selesai menghadiri acara makan malam bersama keluarga besarnya, dia membawa seorang bodyguard yang dia anggap sebagai kakaknya sendiri.
"Jem, kita lewat jalan kenanga ya, gue ada perlu dulu" pintanya pada sang bodyguard yang tengah menyetir.
"Siap nona cantik"
Danissa menatap arloji di lengan kirinya lalu kembali fokus pada jalanan di sampingnya.
"Yah,, udah tutup jem, yuk balik keburu makin gede ujannya" pria itu mengangguk dan melanjutkan laju mobilnya.
Danissa menyipitkan matanya melihat dua orang pria tengah mengukung seorang gadis yang tak dapat dia lihat, dia melirik sang bodyguard yang juga tengah memperhatikan kedua pria tersebut.
"Kayaknya mereka orang jahat, tolongin jem"
"Siap nona" pria bernama jemmy itu mengambil sebuah kunci mesin besar dari bawah joknya lalu turun diikuti danissa, tanpa aba-aba dia menghantam kepala kedua pria itu hingga terkapar. Danissa mematung melihat gadis yang hampir dilecehkan dengan semua kancing bajunya terlepas menunjukkan tubuh bagian depannya yang menggiurkan.
"Andera.." panggilnya pelan, gadis itu andera, dia membuka matanya dan segera berlari menubruk tubuh danissa dan terisak.
"G-gue takut danis hiks.. hiks.." danissa melepas jaketnya lalu memakaikkan pada tubuh dera dan memeluknya erat.
"Gue disini de, lo aman sekarang" dia melirik jemmy dan memberikan kode untuk pria itu membukakan pintu belakang, jemmy mengangguk dan berlari kecil.
Tanpa melepaskan pelukannya danissa membawa dera masuk kedalam mobilnya, dera semakin mengeratkan pelukan membuat danissa iba dan hatinya sakit.
"D-danissa hiks"
"De gue disini, gue bakal jagain lo" dia mengusap punggung dera lembut dan mencium puncak kepala gadis dipelukannya.
"Stop.. stop jem" mobil berhenti mendadak disebuah perempatan, pria itu menoleh.
"Lo balik pake taksi aja ya, gue masih ada urusan" danissa menyodorkan beberapa lembar uang kertas, pria itu menerimanya.
"Siap nona, hati-hati"
Danissa mengambil alih kemudi juga dera yang ikut pindah ke jok depan sebelah danissa, tangisan lirih gadis itu belum berhenti, tangan danissa menggenggam tangannya lalu mengusapnya lembut.
"Udahan ya nangisnya, lo bikin gue sakit de" dera menatapnya tanpa bertanya maksudnya, dia menghapus ait matanya lalu tersenyum tipis membuat danissa pun ikut tersenyum.
Mobil mewah itu berhenti tepat di depan kontrakan kecil dera, danissa mematikan mesin mobilnya lalu menoleh kearah dera.
"Udah sampe, masuk gih" dera menggeleng,
"Lo nginep" entah permintaan atau perintah yang dera utarakan yang jelas kini danissa malah menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
"Rumah gue kecil, gue yakin lo gak mau nginep disini kan" dera memelankan suaranya seraya menunduk, namun danissa masih bungkam.
"Hah.. makasih udah nolongin gue dan hati-hati di jalan danissa"
Dera keluar dari mobil dan berjalan cepat kearah pintu rumahnya, danissa tersadar lalu dengan cepat menyusul dera, tangannya masuk ke sela pintu yang akan dera tutup.
Dera tersenyum lalu membukakan pintu,
"Kenapa?" Tanyanya dengan nada datar
"Emm.. itu.. ini udah malem komplek gue pasti udah dikunci, em.. gue boleh tidur di ruang tamu lo ??" Danissa menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Enemy! (GxG) (COMPLETED)
RomanceApapun tentang dia pokoknya gue benci TITIK -Danissa Putri Gue bukan gak berani, gue cuma mager aja! -Andera Rafasha GxG area ya! Mengandung unsur 18+ , gue gak tanggung jawab kalo kalian jadi gelisah ya! haha