Danissa, adinda, riyanti dan stefan menunggu dengan cemas di ruang tengah villa terlebih danissa, dia merasa amat sangat bersalah tentang apa yang menimpa kekasihnya saat ini.
Rachel, vanka, regina, dan andara baru saja kembali dari berkeliling desa. Mereka menatap heran wajah-wajah cemas keluarga itu kemudian menyadari sesuatu.
"Mah,, pah,, kak dera gapapa kan ??" Tanya andara panik, mereka mendongak. Stefan menarik gadis belia itu duduk disampingnya.
"Kak dera gapapa sayang cuma kelelahan aja, dara gak usah cemas ya" ujar sang ayah lembut, andara mengangguk ragu.
Mereka kembali bungkam dengan sejuta pemikiran nya masing-masing sampai suara tegas sang dokter menyadarkan mereka.
"Ekhemm.. "
"Dokter, gimana keadaan anak saya ??" Tanya stefan tergesa, dokter tersebut tersenyum.
"Anak anda baik-baik saja, dia hanya kelelahan dan efek luka di kepalanya kemarin yang belum benar-benar kering" mereka menghela nafas lega. Danissa bergegas menaiki tangga menuju kamarnya.
"Ini resep yang harus bapak tebus, apotiknya lumayan agak jauh dari sini dan di klinik saya tidak menyediakannya" stefan mengambil kertas itu dan membacanya, keningnya mengerut heran.
"Dera cuma kelelahan tapi obatnya sebanyak ini dok ??"
"I-itu.. ahh haha itu hanya vitamin dan penambah darah, takutnya salah satu obat itu gak cocok jadi saya menambahkan alternatif obat lainnya" mereka mengangguk paham, berbeda dengan regina yang menatap dokter itu selidik.
"Kalo begitu saya permisi pak, bu.. selamat sore"
"Selamat sore dok, terimakasih"
Sepeninggalan dokter itu regina menghampiri stefan.
"Om biar rere aja yang nebus obatnya"
"Emang gak ngerepotin ??" Tanya riyanti tak enak.
"Rere suka kok di repotin hehe" canda regina meyakinkan, adinda menepuk kepala regina gemas.
"Yaudah nih, kamu hati-hati ya dan kalo ada apa-apa kabarin om"
"Siap om, rere pamit ya.. "
Dikamarnya, danissa duduk di tepi ranjang, menatap lekat wajah pucat sang kekasih, danissa mencium kening andera dan berbisik ditelinga nya.
"Maafin aku, i love you.."
Danissa menghela nafas, dia berdiri dan hendak berjalan meninggalkan dera, namun tangan andera menahannya, menggenggam tangan danissa erat kemudian membuka mata.
"I love you too" gumamnya setengah berbisik, danissa tersenyum lebar dia kembali duduk ditepi ranjang dan mengusap tangan dera.
"Kamu baik-baik aja kan .? Kepalanya masih sakit ?? Mau aku pijitin ??" Cercanya, andera tersenyum tangannya terangkat mengusap pipi chubby danissa.
"Aku gapapa, kamu gak usah terlalu khawatir sayang.. "
"Gimana aku gak khawatir kamu tadi pingsan di dalem bathub, kalo gak ada aku kamu mau gimana"
"Ya kan disana ada kamu jadi aku tenang karena kamu pasti nolongin aku"
"Maafin aku sayang, gara-gara nurutin nafsu setan aku kamu jadi kelelahan, maaf ya" sesal danissa seraya menundukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Enemy! (GxG) (COMPLETED)
Lãng mạnApapun tentang dia pokoknya gue benci TITIK -Danissa Putri Gue bukan gak berani, gue cuma mager aja! -Andera Rafasha GxG area ya! Mengandung unsur 18+ , gue gak tanggung jawab kalo kalian jadi gelisah ya! haha