Empat orang gadis sama cantik tengah sibuk berkeliling sebuah gedung megah bertingkat, mata-mata indah mereka mengedar menatap seluruh penjuru gedung itu. Gedung yang akan mereka pilih untuk mengadakan acara pernikahan.
Salah satu dari mereka tiba-tiba saja menghentikan langkahnya menatap kearah tangga penghubung dengan lantai atas. Gadis-gadis lain yang baru saja sadar menghentikan langkah mereka kemudian menoleh kebelakang.
"Hei.. kenapa??" Gadis itu menoleh kemudian menggeleng dan menghampiri ketiga gadis lainnya.
"Gapapa.. cuma penasaran aja"
"Penasaran kenapa??" Heran gadis lainnya.
"Ya penasaran siapa yang bikin tangga itu, kok keren sih dan rencananya gue pengen bikin juga nanti" mereka melongo kemudian memutar mata jengah.
"Regina.. regina.. rumah aja lo belom punya.." regina cengengesan.
"Iya gegayaan.. dimana-mana kan rumahnya dulu baru tangga" timpal vanka kekasihnya.
"Iya.. iya.. eh iya gimana ?? Cocok ??" Tanya regina sumringah.
"Gue sih cocok, kalo kaka ??" Tanya rachel pada adinda,
"Cocok.. bagus dan luas"
"Kamu gimana sayang ??" Regina mengusap rambut vanka, vanka mengangguk dengan senyuman lebar.
"Aku cocok ajasih kan kamu yang bayarin hehe.. " regina melotot sedangkan vanka, rachel, dan adinda tertawa renyah.
"Yaiya lah masa seorang pewaris Trans Group gak sanggup bayarin gedung ginian doang.." ejek adinda diangguki rachel.
Regina mendengus, "iya-iya.. yaudah yuk balik cape.."
Gadis itu berjalan terlebih dahulu meninggalkan ketiga gadis lain yang menahan tawa mereka lalu berjalan mengikuti regina.
Di dalam mobilnya, regina mengemudi dengan diam tak seperti biasanya yang selalu bisa membuat vanka tertawa dan tak bisa diam.
Vanka melirik wajah serius kekasihnya, tangannya terjulur mengusap pipi regina, membuat regina menoleh."Kamu kenapa sayang ??" Tanyanya lembut, regina tersenyum tipis.
"Aku gapapa..gak usah khawatir"
"Justru kamu bikin aku khawatir banget, biasanya kamu rame, kamu berisik, kamu ganggu banget tap.."
Ckitttt..
"Jadi aku ganggu kamu selama ini ??" Regina menghentikan mobilnya mendadak di pinggir jalan dan bertanya dengan nada serius pada vanka.
"Bukan gitu sayang maksud aku-.."
"Kamu selama ini keberatan? Keganggu sama kecerewetan aku iya ??" Regina kembali menyela ucapannya kali ini nada bicaranya naik satu oktaf. Vanka melotot, tangannya yang sedari tadi di bahu regina perlahan turun.
"R-re.. ??" Gumam vanka, reginta tersentak menatap vanka yang kini berkaca-kaca. Regina memejamkan matanya kemudian menarik vanka kepelukannya.
"Maafin aku, maaf aku bentak kamu.." ujarnya lembut, vanka membalas pelukannya.
"Kamu kenapa ?? Apa aku punya salah ?? Apa ini soal gedung tadi ??" Regina menggeleng lemah.
"Kamu gak salah dan ini bukan tentang gedung tadi juga"
"Terus kenapa ??" Regina melepaskan pelukannya, dia menggenggam kedua tangan vanka dan menatapnya lekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Enemy! (GxG) (COMPLETED)
RomanceApapun tentang dia pokoknya gue benci TITIK -Danissa Putri Gue bukan gak berani, gue cuma mager aja! -Andera Rafasha GxG area ya! Mengandung unsur 18+ , gue gak tanggung jawab kalo kalian jadi gelisah ya! haha