Ayam jantan menyelak lantang, riangnya jangkrik tak seramai sebelumnya, daun-daun basah terkena tetesan embun, sang surya pun baru saja beranjak menampakan sinar hangatnya.
Sedangkan para insan penikmatnya masih sibuk bergelut dengan mimpi indah mereka, hanya satu orang yang sedari tadi duduk menanti cahaya fajar dengan sehelai selimut tipis yang sengaja ia bawa agar tak mengusik penantiannya karena hawa yang begitu menusuk tulangnya.
Andera, gadis itu terduduk bersila kaki di teras villa, kepalanya ia sandarkan pada tiang penyangga atap di sampingnya. Asap mengepul tercetak dari helaan nafas nya, gadis itu menatap lekat ke ufuk timur dimana sang surya muncul.
Matanya melebar dan berbinar melihat sembulan cahaya oranye indah, badannya ia tegakan dengan senyum indah yang ia ciptakan.
"Indahnyaa.. " gumam andera takjub.
Seorang gadis lainnya yang tak sengaja melihat andera dia berjalan perlahan mendekatinya dan duduk disampingnya.
"Indah banget yaa.. " ucapnya, andera menoleh dan tersenyum.
"Iya kak, coba aja kalo tiap hari kita bisa awali hari dengan liat sunrise gini dera yakin gak ada yang mengumpat pagi hari hehe"
Gadis itu terkekeh ," kalo itu sih karena manusianya yang kurang bersyukur"
"Iya kak.. "
Kedua gadis itu terdiam, masih menikmati pemandangan indah yang langka mereka lihat langsung sampai si gadis tadi menatap lekat andera dan menyenggol pelan lengannya.
"Apa yang papa bicarakan sama kamu?? Kenapa kaka sama danissa bahkan mama gak boleh tau ??"
"Belum saatnya kalian tau kak, dan kak dinda gak usah cemas setelah ini gak akan ada lagi yang ganggu keluarga kita" jawabnya dengan senyum yang teramat manis membuat adinda terpaku sesaat kemudian memalingkan wajahnya.
"Kaka harap juga begitu dera, semoga hanya ada bahagia yang menanti kita di depan sana. Tentang semua yang kita alami dan lewati kemarin semoga gak akan ada lagi disana"
"Terkadang harapan kita gak akan pernah sesuai sama apa yang akan kita terima nantinya kak, Tuhan punya banyak cara untuk mengukur dan menguji batas kesabaran kita tapi gak akan melebihi batas kemampuan kita" adinda menoleh dan menatap dalam wajah calon adik iparnya, dia tak menyangka andera bisa berpikiran begitu dewasa.
"Kenapa kak ??" Andera menoleh menaikan sebelah alisnya
"Gapapa.. " jawabnya diakhiri senyuman manis dibalas anggukan dan senyuman tak kalah manis dari andera.
Matahari semakin naik, setelah menikmati sarapan mereka memilih bersantai di kolam belakang villa mereka. Rachel, vanka, regina dan andara asik bermain air dan kejar-kejaran.
Stefan, riyanti dan adinda berceloteh riang dengan tawa renyah menceritakan apapun tentang kisah keluarga nya yang lalu.
Sedangkan andera duduk bersandar pada dada sang kekasih yang duduk diatas rumput beralaskan tikar.Kedua tangan danissa melingkar ditubuh dera, mendekapnya hangat dari belakang, dengan kepala yang ia taruh di puncak kepala andera. Sesekali mengecup pipi dan puncak kepala sang kekasih.
"Setelah ini kamu mau kan jadi pendamping hidup aku selamanya sayang??" Tanya danissa lembut, andera mendongak meliriknya sekilas dan tersenyum.
"Dulu, hari ini dan seterusnya aku udah jadi pendamping hidup kamu daniss.."
"Bukan gitu maksud aku deraaa, kamu mau kan menikah sama aku dan membangun keluarga yang bahagia sama aku ??"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Enemy! (GxG) (COMPLETED)
RomanceApapun tentang dia pokoknya gue benci TITIK -Danissa Putri Gue bukan gak berani, gue cuma mager aja! -Andera Rafasha GxG area ya! Mengandung unsur 18+ , gue gak tanggung jawab kalo kalian jadi gelisah ya! haha