#twentieth-seventh

9.2K 741 17
                                    



Danissa dan dera keluar dari mobil lalu berlari tergesa memasuki rumah regina. Mereka baru mendapat kabar tentang kejadian yang menimpa vanka.

Kedua gadis itu menaiki tangga dan masuk ke kamar yang vanka tempati. Tatapan mereka sendu melihat vanka tertidur dengan wajah cantik yang penuh lebam dan mata yang bengkak karena banyak menangis.

Danissa duduk di tepi ranjang, dia mengusap tangan vanka. Air matanya jatuh begitu saja, dera pun sama namun dia berusaha kuat.

Tangannya mengusap bahu danissa memberikan kekuatan padanya. Kedua gadis itu keluar membiarkan vanka beristirahat dan bergabung bersama regina dan rachel diruang tamu.

"Pelakunya udah ketangkep ??"  Tanya dera, kedua gadis itu mengangguk.

"Kaka tirinya"  jawaban singkat rachel membuat danissa dan dera melotot.

"Fernando Alonso, si pria iblis dan gue gak akan biarin dia hidup tenang!!"  Geram regina dengan kedua tangannya mengepal.

"Fernando Alonso???"  Beo danissa. Rachel dan regina mengangguk.

Dera menatap heran kekasihnya yang tengah memikirkan sesuatu. Dia menyentuh tangan danissa.

"Kenapa ?? Kamu kenal ??" Danissa menoleh sekilas lalu menatap rachel.

"Dia suaminya manda"  rachel melongo.

"S-serius lo???"  Danissa mengangguk mantap. Seketika hening, mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing.









Andera duduk ditepi kolam regina, menatap lekat kolam itu lalu menggeleng kepala, kejadian lampau kembali teringat membuatnya ketakutan.

Dia bangkit hendak berbalik namun terhenti saat regina berdiri di belakangnya membuatnya menubruk tubuh regina.

"Astaga.. sorry re"  regina tersenyum dia menarik tangan dera kearah gazebo dan duduk disana.

"Lo harus lawan rasa takut itu de,  udah 7 tahun berlalu dan gue yakin selgia udah tenang disana"  ujarnya lembut.

"Gue udah coba re, tapi makin gue coba bayangan itu selalu muncul, bahkan saat gue udah mulai lupa selalu ada yang ingetin gue"  ujarnya lemah, regina menggenggam tangannya.

"Apa orang itu masih suka neror lo ??"  Andera mengangguk lemah.

"Gue udah coba lacak tapi gagal, dia pasti udah antisipasi ini de, gue harap lo lebih hati-hati ya, dan mending lo cerita sama danissa biar dia juga bisa jagain lo"

"Gak re, gue gak mau libatin danissa, gue gak mau danissa celaka nantinya"  regina menghela nafas.

"Sini ponsel lo gue mau pasang pelacak, jaga-jaga aja"
Dera menyerahkan ponselnya pada regina yang langsung regina bawa kedalam kamarnya.

Danissa menatap keduanya dari balkon kamar atas yang ia tempati, dahinya mengernyit melihat mereka berbicara serius namun dia sama sekali tak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan, hingga regina pergi dari sana dan diapun masuk kedalam kamar merebahkan diri di ranjang besar itu.












Malam menyapa, seperti biasa andera tengah menyiapkan makan malam dibantu rachel. Sedangkan regina dan danissa tengah membujuk vanka untuk ikut makan bersama mereka.

Vanka akhirnya menyerah, dia bangkit dari ranjang, berjalan kearah pintu dan membuka kunci .
Regina dan danissa tersenyum lebar melihat vanka yang hanya menatap mereka datar.

My Sweet Enemy! (GxG) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang