#twenty-eighth

8.2K 666 35
                                    



Andera mengerjapkan matanya. Dia tersenyum melihat seorang gadis berjalan kearahnya dengan sebotol minuman dingin yang terlihat menyegarkan.

"Eh udah bangun??"  Tanya gadis itu seraya menyodorkan minuman. Andera tersenyum mengangguk lalu menerima nya.

"Thanks renata"

"Btw lo udah kabarin danissa ??"  Andera terperanjat lalu menggeleng. Dia merogoh tas kecilnya mencari ponsel namun naas ponsel itu mati .

"Abis batre, gue lupa charge deh semalem"  ujarnya lemah,

"Yaaahh.. ponsel gue juga mati, mana mobil gue masih lama lagi dibenerin nya"

Andera dan renata menghela nafas lalu menyandarkan tubuhnya pada tembok dibelakang mereka.








Sementara itu dirumah danissa. Keempat gadis tengah berusaha menghubungi nomor siapa saja yang mereka tau hanya untuk menanyakan keberadaan andera yang bagai hilang ditelan bumi.

Danissa terlihat frustasi, begitupun regina keduanya tak bisa melacak keberadaan andera dan kini waktu semakin larut langit pun semakin gelap.

"Hiks.. hiks.. "  danissa terisak lirih, dia membekap mulutnya menahan isakan. Regina memeluknya mengusap punggung nya.

"Lo tenang danis, andera pasti baik-baik aja"

"Gimana gue bisa tenang re, gue gak tau dia dimana bahkan nomornya pun gak aktif hiks"

"Kita juga cemas nis tapi kita gak bisa berbuat apa-apa, gue udah suruh temen-temen gue cari dera kita tinggal tunggu kabar dari mereka"  ujar rachel ikut menenangkan danissa.

Mereka bungkam, danissa masih terisak dengan tangan yang sibuk mengotak-atik ponselnya, entah apa yang ia lakukan.

"Loh danissa kamu kenapa ??"  Mereka mendongak pada seorang gadis cantik yang berdiri diambang pintu dengan sebuah koper disampingnya.

"Kak dindaaaaa..."  Danissa berlari dan menubruk tubuh gadis cantik yang ternyata kaka kandungnya.

"Kamu kenapa sayang ?? Siapa yang bikin kamu nangis ??"  Tanyanya cemas, danissa semakin terisak.

"Hiks.. dera kak"

"Andera ?? Andera nyakitin kamu ??"  Dinda melepas pelukannya mencengkeram kedua bahu sang adik.

Danissa tak menjawab dia menunduk dengan air mata yang mengalir deras. Dinda menatap ketiga gadis lain meminta penjelasan.

"Andera menghilang kak, dari pagi kita gak bisa nemuin dia"  ujar rachel yang mengerti arti tatapan dinda.

"Dera hilang?? Trus kalian cuma diem disini gak cari dia ?? Ini udah larut !!". Geramnya.

"Kita udah cari kemana-mana kak dan rachel udah nyuruh temen-temen nya buat nyari dera"  kini vanka yang berbicara.

Dinda menghela nafas dia menarik danissa kembali duduk. Rachel ikut duduk disamping dinda, gadis itu sedari tadi menatap dinda dengan intens entah apa maksudnya.

"Kamu harus tenang sayang, Kaka yakin andera baik-baik aja"

"Hiks.. i-iya kak" 

Hening beberapa saat sampai dinda menyadari sesuatu.

"Papa, mama, andara mana ?? Kok sepi ??" 
Danissa, rachel, vanka juga regina menatapnya kaget. Mereka pun baru menyadari tak ada orang lain dirumah ini selain mereka berempat sedari siang.

My Sweet Enemy! (GxG) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang