#forthy-eight

7.2K 568 57
                                    

Di kediaman atmajaya, riyanti dan adinda dilanda kepanikan yang mendalam. Anak dan ibu itu sedari tadi mencoba menghubungi teman-teman andara. Ya andara, gadis kecil itu menghilang sejak sore tadi dan tak membawa ponselnya.

Andera dan danissa yang baru saja pulang dari kampusnya dibuat heran dengan gelagat keduanya yang tengah mondar-mandir di ruang tengah dengan ponsel di tangan mereka.

"Loh mah, kak, kenapa?? "  Tanya danissa, keduanya menoleh kemudian saling tatap gusar.

"Andara mana mah? Dera bawain soto kesukaan dia"  Timpal dera kemudian berlalu kearah kamar sang adik.

"Dara.. Andara.. . "  Panggil dera dengan berteriak. Adinda menarik danissa mendekat dan membisikkan sesuatu.

"Andara belum pulang, mama sama gue dari tadi coba hubungin temen-temen nya"

Danissa melotot, "belum pulang?? Dari sore?? "

"Iya sayang, kita takut dara kenapa-kenapa, gak biasanya kan dara kayak gini"  Tambah riyanti dengan wajah cemasnya. Andera yang mendengar percakapan mereka menautkan kedua alisnya.

"Emang dara kemana mah?? "

Deg!

Riyanti, adinda dan danissa menoleh dan melotot membuat andera kini menaikan sebelah alisnya semakin selidik.

"I-itu sa-yang em... "  Gugup riyanti,

"Andara belum pulang dari sore dan kita udah cari ke semua temennya gak ada yang tau dimana dia"  Ujar adinda yang tak tahan dengan kegugupan itu. Andera melotot dengan mulut yang terbuka lebar.

"D-dara belum pulang?? "  Beo andera, ketiganya mengangguk. Gadis itu melirik jam dinding besar pada dinding atasnya kemudian mendecik dan berjalan cepat keluar rumah.

"Dera mau kemana.. ? ? " Teriak danissa seraya menyusul kekasihnya.

Andera berlari kecil menyusuri komplek perumahannya, raut wajah cemasnya tak mampu lagi dia sembunyikan. Pandangannya mengedar, rasa takut mendominasi perasaannya saat ini.
Danissa dan adinda dibelakangnya dengan perasaan yang sama takutnya. Mata andera memicing melihat sosok manusia berjongkok di ujung komplek yang gelap, perlahan dia melangkah mendekati nya dan seketika matanya berbinar.

"Andara.. . "  Panggilnya lantang, gadis itu menoleh kemudian bangkit berdiri.

"Kak dera..  "

Grep!


Andera berlari kemudian memeluk erat tubuh sang adik, Andara kebingungan namun tetap membalas pelukan sang kaka.  Danissa dan adinda menghela nafas lega kemudian menghampiri keduanya.

"Kamu darimana?  Kamu bikin kaka takut sayang, kenapa gak bawa handphone?? "

"Dara abis keliling komplek kak dan maaf dara bikin  kalian cemas"  Sesal Andara, dera melepaskan pelukannya menangkup pipi chubby dara.

"Dara tau kan kaka takut banget kehilangan dara, tolong jangan kayak gini lagi sayang"

"Iya kak dara janji, dara minta maaf kak, kak dinda, kak putri dara minta maaf" Adinda dan danissa tersenyum mengelus puncak kepala gadis belia cantik di hadapannya.

"Ya udah yuk pulang, mama nungguin kamu dari sore"
Ajak adinda mereka mengangguk kemudian berjalan kembali menuju rumah.



Riyanti disana, berdiri di teras rumah masih dengan kecemasan tentang anak bungsunya. Dia memijat pelipisnya yang sedikit pening kemudian mendongak saat suara yang ia kenali memanggilnya.

My Sweet Enemy! (GxG) (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang