19;

307 44 0
                                    

Dua bulan setelah liburan semester, Jisung mengikuti ujian nasional. Liburan tahun baru kemarin gak ada yang aneh-aneh seperti harapan Wonyoung. Karena biasanya merayakan tahun baru di luar kota, Wonyoung udah bersiap untuk request ke kampung halaman alias Surabaya. Ingin bertemu keluarga Lee yang lain.

Tapi tidak terwujud karena Seulgi tidak diperbolehkan bepergian jauh oleh sang dokter. Tentu Wonyoung kecewa, bukan hanya Wonyoung malah. Tapi Hwall masih dibawa santai aja. Berakhir tahun baru di rumah kakek, alias kumpul keluarga besar Lee yang ada di Tangerang. Walaupun gak lebih besar seperti kalau kumpulnya di Surabaya.

Balik lagi ke Jisung, karena udah ikut ujian nasional, dia akhir-akhir ini suka kelimpungan kalau ditanya mau lanjut kuliah dimana. Tentu udah terpikirkan akan masuk mana, tujuannya apa dan jurusan segala macam. Untuk SNMPTN kemarin, dia gak lolos ke universitas tujuannya. Maka Jisung swedang berada di fase bingung-bingungnya mending ikut UTBK atau enggak.

Juga, dia belum berani bilang soal kehendak universitasnya. Termasuk pacarnya sendiri.

Sampai akhrinya ...

"Hah?! Keio University?!"

Wonyoung berseru hampir berteriak saking kagetnya. Menampilkan tatapan tidak percaya kepada Jisung di sampingnya. Yang ditatap hanya mengangguk dengan wajah cool. Ini sebenarnya disengaja, biar gak kelihatan ketar-ketirnya sedari tadi ngebatin di dekat Wonyoung.

"Emangnya tau cara masuk sana?"

Pertanyaan yang terdengar sindiran bagi Jisung itu keluar lancar dari mulut Wonyoung. "Ya cari tau lah, 2020 gini informan tersebar dimana-mana. Alumni kita juga ada yang lulusan universitas itu, By," balas Jisung.

Ekspresi Wonyoung masih sama.

"Liatinnya biasa aja dong," cibir Jisung sambil mencoba mengalihkan pandangan Wonyoung.

Wonyoung menyelipkan rambutnya ke belakang telinga. Memposisikan dirinya benar-benar menghadap Jisung. "Kamu ada pikiran apa sampai mau sekolah ke situ? Aku masih gak ngerti, kayak bukan kamu banget aja gitu."

"Sebenarnya udah berniat lanjut kesana itu dari lama, dari kelas dua. Kalau kuliah di luar negeri itu udah terpikir dari SMP, nambah pengalaman sekalian memperlancar conversation aku."

Wonyoung masih geleng-geleng kepala gak percaya. "Aku masih shock lho ini."

"Lebay, shock apaan."

"Lagian random banget tiba-tiba mau ke Japan. AKu pikir masih mau berjuang masuk PTN. Kamu gak mikir nanti kehidupannya disana bakal kayak gimana?"

Jisung mengangguk-anggukan kepala dengan bibir terkulum sebelum menjawab pertanyaan tersebut. "Tentu aja udah aku pikirin, Sayang. Tentang tempat tinggal, biaya hidup, transportasi, relasi, sistem pendidikan mereka juga aku pikirin dulu. Tapi karena ini kuliah, ya gak bakal beda jauh."

"Bahasa??? Jepang lho."

"Ofcourse I do. Kamu aja yang gak tau aku bisa bahasa Jepang, even it's a basic at least I can survive there, I think."

Makin speechless-lah Wonyoung. Keadaan kepalanya saat ini : ?????

"Wow, I got a lot of surprises today." Wonyoung merotasikan bola matanya.

"Uhum, maybe. I do not intend to surprise you many many today. Tapi niat aku cuma kasih tau kamu aja, biar kamu gak kaget tiba-tiba aku udah gak di Indonesia."

Wonyoung menggeplak bahu Jisung tidak santai sembari melotot. "Ngawur-nya! Aku belum bilang ngebolehin kamu kuliah disana!"

"Emangnya gak boleh? Kamu gak setuju?"

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang