EPILOG

472 41 8
                                    

Caution ⚠️
Contains 5000 words










Caution ⚠️Contains 5000 words

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

6 tahun kemudian..

Wonyoung yang sedang asik menghabiskan waktu santainya di tempat tidur merasa terganggu ketika David masuk dengan rengekannya disusul sang ibu yang terlihat memaksa bocah itu tidur. Ia berjalan dengan muka asam juga bibir yang sudah maju tak kalah jauh dari yang biasanya Wonyoung lakukan ketika sedang kesal.

Akhirnya David menjatuhkan badannya ke kasur dengan kasar. Membenamkan wajahnya di antara kedua bantal. Sedangkan Seulgi hanya tersenyum melihatnya sambil berkacak pinggang. "Tidur sekarang atau kamu tidur di kamar Mba Yeji?" Pertanyaan yang terdengar ancaman bagi David itu keluar dari mulut Seulgi.

Pasalnya kamar Yeji yang terdapat lilin aromaterapi berharum vanilla jasmine itu paling David hindari. Sekalipun tidak ada penghuninya, David tidak akan pernah mau masuk kecuali saat darurat.

"Tapi Mama mendongeng dulu! David belum ngantuk, Ma," rengek bocah kecil itu.

"Kamu mau didongengin apa memangnya? Itu sebelah kamu kan ada Kak Wonyoung."

Wonyoung menyahuti perkataan terakhir ibunya. "Justru kalau Mama pergi David malah ikut nonton film sama aku. Ini juga baru jam 9, Ma, belum malem amat."

"Belum malam amat itu untuk ukuran orang dewasa kayak kamu, bukan untuk anak 5 tahun kayak David," balas Seulgi. "Lagian besok kalian harus bangun pagi, ayo tidur."

Wonyoung pun mengangkat bahu acuh. Akhirnya Seulgi duduk di pinggir kasur, bergerak menyelimuti David.

"Mama ceritain kisah semut dan belalang aja ya, buku dongengnya ada di kamar Papa semua Mama males ngambilnya."

"Ya udah cerita yang lain aja, aku udah dengar cerita itu dua kali," protes David.

"Gak usah sombong, Kakak udah denger cerita itu puluhan kali," celetuk Wonyoung disela mengemil keripik kentangnya.

"David 'kan gak nanya Kakak!"

Seulgi mendesis, "David."

"Kak Wonyoung duluan," sungut David.

"Aku cuma ngingetin jangan sombong???"

Berakhir Wonyoung pamit keluar dari kamar. Ia memilih untuk melanjutkan kegiatannya di ruang TV saja. Yang ternyata ada Hwall lagi termenung padahal TV di depannya nyala. Biasa, namanya juga orang mau nikah.

"Mas Hwall, ngapain disini? Hati-hati kesurupan," tegur Wonyoung. Hwall langsung tersadar dari lamunannya. Pandangannya menuju sang adik yang tengah memutari sofa untuk duduk.

"Lah kamu ngapain disini, bukannya istirahat."

"Aku juga bingung mau istirahat apa engga, seharian natap layar terus tapi aku ingin me time nonton film," keluh Wonyoung yang sudah membuka laptopnya. Namun kembali ia hentikan aktivitasnya saat tau TV di depan sana masih menyala. "Mas ngelamun, TV-nya gak ditonton. Siniin remote-nya aku mau nonton di TV aja." Tangannya menengadah persis di depan wajah Hwall.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang