47;

230 35 3
                                    

Jadi, sebenarnya Taeyong gak nganterin Seulgi jemput David. Davidnya sendiri yang pulang ke rumah. Bukan secara harfiah David pulang ke rumah sendiri, tapi kebetulan Jessica sama Jeno ke kediaman keluarga Lee. Niatnya Jessica cuma nyuruh Jeno minta ambilin kain bedong bayi ke Taeyong. Tapi pas banget ada Seulgi di rumah jadinya malah disuruh duduk dulu.

Mama mertua pun Seulgi ajak masuk, karena tahu pasti David juga ikut. Seulgi seneng, bisa lihat bayinya setelah sekian lama. Matanya udah sama sipitnya kayak Jeno kalau lagi senyum.

Jessica kebingungan saat David diambil alih sama Seulgi. Ia pun melirik ke putra sulungnya. "Gak apa-apa?" ucapnya tanpa suara. Taeyong juga jawab gak meyakinkan, "mungkin." Dengan sorot matanya yang terlihat mengantisipasi.

Literally Jeno juga ikutan melotot kaget, tapi Seulgi terlihat anteng aja gendong bayinya.

"Mama mau apa kesini, Ma?" tanya Seulgi sebentar sambil noleh.

"Oh ini, nyuruh Jeno ambil kain bedongnya—" melirik sebentar ke Taeyong bertanya boleh gak sebut nama David, lalu Taeyong iyain—"bedongnya David.. iya. Akhir-akhir ini minum susunya banyak jadi sering ngompol juga dia. Kainnya kurang."

Seulgi pun menoleh terus ooh sambil angguk-angguk kepala. "Udah sarapan belum, Ma? Seulgi buat opor ayam tadi pagi. Kamu udah makan belum, Jen?" tanya Seulgi hendak menawarkan keluarganya sarapan.

"Belum sih.."

"Makan dulu aja Davidnya aku yang pegang dulu. Mama sama Jeno makan aja dulu—Pa, itu tolong opornya masih diatas kompor. Kalau mau dipanasin lagi gak apa-apa."

Taeyong menoleh bingung, "oh iya-iya." Lalu langsung melesat ke dapur, gak lupa ajak Jeno juga Mamanya.

"Bisa gak? Kalau engga sama aku aja, kamu pegang David sebentar ya?" Seulgi menawarkan bantuan karena ngelihat Taeyong kelimpungan. Juga takut bajunya yang udah rapih malah kena kuah opor.

Literally yang kebingungan bukan cuma Taeyong aja, Jeno dan Jessica juga bingung mau bereaksi apa.

"Hah?" keong Taeyong. Lalu Seulgi berjalan nyamperin ke dapur, "Papa yang gendong David ya, Mama mau siapin sarapan dulu." Seulgi berucap santai sembari memindahkan sang bayi dari dekapannya.

Taeyong masih loading, jadi tangannya diam aja gak sigap nerima David. "Pa?" panggil Seulgi. Taeyong langsung mengambil alih bayi laki-laki tersebut.

Kegiatan sarapan udah selesai. David berada di gendongan Seulgi daritadi. Juga Taeyong di sebelahnya, menemani Jessica dan Jeno sarapan. Jessica bersiap pamit, ancang-ancang ngambil David tapi ditahan sama Seulgi.

Jessica bingungggg.

Sampai akhirnya Seulgi bilang untuk David ditinggal aja. David gak perlu tinggal di rumah eyangnya lagi.

Taeyong sih gak kaget banget, tapi Jessica sampai melongo dengernya.

"Seulgi, kamu udah baik-baik aja, Nak?" tanya Jessica memastikan. Dengan senyuman, Seulgi mengangguk pasti. "Gak apa-apa David tinggal sama kamu lagi? Kamu gak capek?"

"Ada Taeyong sama anak-anak yang bantu aku—oh tapi kalau Mama tanya soal capek yang itu, aku udah baikan Ma. Sekalipun capek, it's okay aku udah berpikiran jernih sekarang."

"Seulgi udah sehat, Ma," Taeyong menyahuti. Seulgi mengangguki pernyataan suaminya, "iya, Seulgi udah sehat, Ma." Jessica pun tersenyum sumringah mendengarnya. Ia beranjak memeluk mantunya. Seulgi menurut.

"Syukur kalau begitu. Mama senang dengarnya."

Di tengah harunya sesi berpelukan itu, Jeno bisik-bisik ke kakaknya.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang