Bonus Chapter IV

306 30 0
                                    

Pulangnya riweuh. Skenario yang udah dijelasin Wonyoung tadi pagi ini sebenarnya gak begitu ribet. Efek anggota keluarganya banyak aja makanya kelihatan rusuh.

Sepulang dari rumah sakit, Lee bersaudara pergi ke bakery untuk ambil pesanan kue. Sambil nunggu, Yeonjun dan David pun inisiatif cari balon helium. Tambah-tambah unsur ulang tahun lah.

"Ini yang kalau dihirup bisa jadi kayak tukang racun ya, Mas?" celetuk David mendongak ke arah Yeonjun. Yeonjun yang lagi mengemut coki-coki pun menunduk keheranan. "Tukang racun apaan? Boraks?"

David mengangguk polos, "Iya, kayak yang ada di TV." Yeonjun lantas menggeleng. "Bukan, itu beda."

Perjalanan ke rumah Jisung lebih rusuh lagi karena ada balon helium ditambah protektifnya Heejin menjaga cake. Balon-balon terbang itu dijaga oleh Yeonjun yang duduk di kursi paling belakang. Sengaja biar Heejin yang duduk di sebalah Hwall gak merengut kesal.

Tapi ternyata bukan rencana yang bagus juga Yeonjun jaga balon di kursi paling belakang, karena krucil-krucil yang duduk di kursi tengah yang jadi rusuh.

Anak kecil mana sih yang tinggal diam kalau ketemu balon?

"Kakak, David, balonnya jangan ditusuk-tusuk gitu nanti meletus," peringat Yeonjun.

"Meyetus?" seru Aera antusias. Yeonjun mengangguk. Aera memberi cengiran lebarnya kepada sang ayah. "Jangan nyengir-nyengir kamu, Ayah jadi berburuk sangka nih."

Heejin di jok depan mati-matian megangin box kue biar gak goyang-goyang. Mereka gak diburu waktu, tapi memang permukaan jalannya yang kurang bisa diajak kompromi untuk ngebut.

Sesampainya di kediaman keluarga Park, Wonyoung turun duluan dengan menenteng paperbag. Menemui Jisoo yang nampaknya sudah menunggu di teras rumah. Setelah Wonyoung memberi aba-aba, mereka pun keluar satu persatu dari mobil, dimulai dari Hwall. Ia berjalan membukakan pintu mobil untuk Heejin.

"Sore, Tante," sapa Heejin ramah.

"Sore, Nak Heejin. Ribet banget nih kelihatannya bawa kuenya," balas Jisoo.

"Lumayan besar nih, Tante hehehe. Oh iya, lilinnya mau dinyalain sekarang aja?" Heejin melingak ke Wonyoung. Membuat Wonyoung segera merogoh isi tasnya, mencari lilin-lilin yang sudah ia siapkan. Sama halnya dengan Hwall, ia merogoh saku celananya untuk mencari korek api elektrik.

"Ih nyakuin korek api, ngerokok kamu ya?" tuduh Heejin sejurus kemudian.

Hwall menoleh dengan mata bulatnya. "Enggak, enak aja," bantah Hwall.

"Kok bawa korek api?"

"Punyanya Sunwoo ketinggalan. Aku gak sengaja bawa, ini murni kebetulan," alibi Hwall. Perdebatan terputus ketika Yeonjun datang paling akhir dengan mengepal tali-tali yang mengikat pada balon.

"Wah sampai ada balon segala," seru Jisoo takjub.

"Mas Yeonjun yang ngide tuh, Bunda. Aku sih males megangin balon," sahut Wonyoung masih belum berpaling dari tasnya. Alhasil lilin dinyalakan saat sudah masuk ke dalam rumah. Semuanya sudah siap, begitu juga kado yang Wonyoung siapkan untuk Jisung.

"Anak-anak main dibawah aja ya, takutnya ribet nanti diatas malah rusuh sendiri. Main sama Kakek aja, tuh lagi nyusun lego."

Arah pandang kedua anak kecil itu pun berputar ke keberadaan Jinyoung yang sedang duduk di karpet ruang tengah. Menyusun lego yang masih berserakan ditemani suguhan program acara flora dan fauna.

Mata kedua bocah itu pun seketika berbinar ketika menemukan tumpukan lego warna-warni. Ekspresi wajah mereka menandakan sudah tak sabar untuk mengoprek mainan edukatif itu.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang