13;

361 55 0
                                    

Wonyoung mengeluh pusing jetlag ke Seulgi, daritadi ngomonggg terus. Tapi Seulgi bersikukuh menyuruh anaknya masuk sekolah. Sekarang hari Senin, upacara. Makanya Wonyoung males masuk hari ini.

"Ma, suer pusing banget! Aku gak bohong." Menunduk diatas meja makan sembari mengacungkan kedua jarinya.

"Makanya sarapan, biar gak pusing terus. Nanti upacara, kalau kamu pingsan gimana?"

"Maka dari itu mending gak usah masuk sekolah, takut pingsan nanti Mama Papa yang riweuh."

Kepala Seulgi tetap bergeleng. Sekarang posisinya sudah duduk di depan Wonyoung, menemani anaknya sarapan. Sekeluarga belum pada turun. Ada yang udah bangun tapi lebih memilih rebahan untuk recovery.

Ketidakinginan Wonyoung masuk sekolah juga dikarenakan rasa iri dan dengki terhadap orang rumah yang gak masuk kuliah ataupun kerja.

Wonyoung iri banget!

Berakhir Wonyoung tetap makan roti bakar yang dibuatkan mamanya. Isian selai kacang makanya dia tetap mau makan.

"Liatin aja, kurang dari sejam Mama udah dapet telepon dari Bu Sana. Liat aja," ancam Wonyoung kesal saat memakai tasnya.

"Eitss, gak boleh ngomong begitu dong--"

Belum selesai mengomel, Seulgi udah terbirit-birit lari ke kamar mandi. Tiba-tiba pusing dan mual. Sip, ini emang jetlag-nya belum sembuh ternyata. Wonyoung yang kaget pun buru-buru menyusul mamanya.

"Ma! Mama! Ngagetin aja, Mama gak apa-apa, kan?"

"Kamu liat sendiri, ini Mama kenapa-napa."

Wonyoung mendengus. "Tuh Mama juga kenapa-napa. Wonyoung juga, Maaa, masih pusing ini demi."

Seulgi mencuci mulut. Lalu bangkit mengambil handuk.

"Sekolah, Dek, sekolah. Percaya sama Mama kamu gak kenapa-napa."

"Wonyoung inginnya kenapa-napa aja."

Seulgi geleng-geleng kepala lagi, memutar bola mata malas.

Akhirnya, Seulgi tetap nganterin Wonyoung ke sekolahnya.

Hari Senin ini berlalu sangaaaaat lama. Karena para penghuni rumah gak keluar kamar, kecuali buat makan. Seulgi lelah sedari tadi pusing banget, jetlag gak kelar-kelar.

Akhirnya cek Google, cara mengatasi jetlag berkepanjangan. Seumur-umur dia jetlag, paling lama dua jam doang. Orang semacam Seulgi yang suka travel ini gak mungkin kena jetlag lama-lama. Udah kebal.

"Ya ampun lemesnya," keluh Seulgi.

Dikarenakan Seulgi yang lemas, akhirnya nyuruh Yeji buat minta tolong jemput Wonyoung. Udah jam dua siang. Bener-bener gak ada yang keluar kamar setelah sarapan.

Saking lemesnya, Seulgi memanggil Yeji pakai telepon. Padahal biasa juga teriak kedengeran sampai kamar Yeji.

"Tolong jemput adik kamu, Mama jetlag abis," ucap Seulgi.

Yeji pun naik sebentar buat ngambil cardigan dan kunci mobil, lalu balik turun salim sama sang ibu. "Mau nitip makanan gak? Biar sekalian, aku yakin sih Mama gak bakal bisa masak."

"Bisa aja masak mah, tapi males. Udah KFC aja tanya Mas-mu mau apa, makan malamnya nanti beli lagi suruh Papa."

"Oke. Aku yang pilih ya, Yeji pergi dulu," teriak Yeji sembari jalan ke arah garasi.

HappinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang