Terhitung kehamilan Seulgi sudah berusia enam bulan, yang mana seharusnya sudah tau jenis kelamin dari bayi yang dikandung. Seulgi dan Taeyong sepakat untuk cek jenis kelamin sekaligus perkembangannya hari ini. Gak ada tuh yang namanya gak usah dicari tau jenis kelamin dedeknya biar jadi surprise—gak ada begitu tuh. Baik Seulgi yang pure ingin tahu agar bisa dijadikan alibi untuk pergi belanja tanpa Taeyong, maupun Taeyong yang sudah jadi ayah siaga. Gak mau aneh-aneh, cari tau aja biar bisa prepare menekan kemungkinan terburuk.
Karena masih hari kerja, alhasil Taeyong mengajak putri pertamanya untuk menemani sang Mama. Untung Seulgi gak kesal sih soal ini. Yeji pun iya-iya aja diminta ikut, karena penasaran juga pemeriksaan kehamilan sekarang kayak apa. Terakhir dia menemani mamanya pergi ke dokter kandungan itu lima belas tahun lalu, alias dia masih berumur empat tahun. Mana ingat dia alat-alat dokter kayak apa. Dia juga penasaran sama perut mamanya yang sekarang sudah gak menyandang body goals lagi seperti dulu.
Jam makan siang, Taeyong mengantar kedua perempuan paling berharganya ke rumah sakit bersalin ibu dan anak. Sesampainya di sana, langsung beranjak ke resepsionis lalu duduk di ruang tunggu. Unitnya ada di lantai satu, jadi Taeyong pun ikutan duduk sebentar sebelum akhirnya balik ke kantor.
"Pamit dulu ya, nanti kalau udah selesai kabar-kabar." Ia mencium pucuk kepala istrinya sambil mengusap rambutnya sayang. Begitu juga dengan Yeji. "Terus nanti kalau pulang sama siapa?" tanya Yeji.
"Minta jemput Mas-mu. Suruh jemput aja dia pasti udah pulang ngampus, kan," jawab Taeyong merunduk menatap Yeji yang duduk di hadapannya. Yeji pun mengangguk ngerti. Tak lama setelah kepergian Taeyong, Yeji mulai mengajak ibunya berbicara.
"Ma," panggilnya pertama. Seulgi mengalihkan fokusnya dari televisi terdekat menuju putrinya. "Yeonjun kemarin tanya, kapan aku mau dilamar," ucapnya sembari memainkan jari-jari ibunya. Menunduk lalu mencebikkan bibirnya.
Raut wajah Seulgi menunjukkan keterkejutan tapi masih terlihat tenang. Ia hanya menatap putrinya lamat-lamat sembari mengulum bibir tidak percaya. "Yeonjun?"
Yeji mengangguk dalam diamnya. "Kapan dia tanya begitu?"
"Sekitar seminggu yang lalu, random banget tau, Ma. Aku lagi makan gudeg di bandara, dan dia nyeletuk begitu aja sambil lihat kerjaannya."
"Sounds like he's not serious," balas Seulgi.
"No no no, bukan begitu. Maksudnya dia lagi santai sama kerjaannya terus tiba-tiba nanya begitu. Then aku kaget diem aja, terus dia natap aku mengulangi pertanyaannya. Yah, begitulah."
Seulgi mulai paham. Pantas saja dia melihat Yeji yang agak pendiam sepulang dari Yogya itu. Walaupun Yeonjun terlihat biasa aja sih. Dia pikir memang anaknya bakal serius, tapi gak tau kalau bakal secepat ini. "Terus kamu jawab apa?"
Gadis itu hanya diam menunduk dengan bibirnya yang terkulum ragu. Kepalanya mulai menggeleng saat pertanyaan itu terlontar kepadanya. "Intinya sih aku belum jawab dia." Seulgi menghembuskan nafas pelan—lega. Tangannya terangkat mengusap rambut putrinya yang terurai hari ini. Balutan overall dan kaus garis hitam putih itu tampak sangat cocok untuknya saat ini. Terlihat imut juga anggun di waktu yang bersamaan.
"Mama gak bisa bilang bagus atau engga, tapi kamu lakuin hal yang tepat." Yeji mendongak menatap ibunya. "Menjawab hal dengan konteks seperti itu bukan hal yang harus dilakukan saat pertanyaan itu terlontar—harus dipikir-pikir dulu. Pertanyaan menyangkut rencana jangka panjang, dan juga ... hati kamu." Seulgi tersenyum di akhir kalimat.
"Kalau aku cuma pakai hati untuk jawab pertanyaan itu, tentu sedari awal udah aku jawab. Tapi aku pakai akal dan batinku juga, Ma," lirih Yeji. Seulgi mengangguk-angguk paham. Tentu paham sekali dengan ucapan anaknya tadi. Walaupun tentu mereka akan menikah—karena basically perjodohan—tapi tetap aja Yeji pikir-pikir lagi. Yang menjalani nanti, kan dia dan Yeonjun, dia harus ada campur tangan dalam hal ini. Gak semua yang namanya perjodohan itu dipegang sama orang tua kedua belah pihak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness
FanfictionA slice of life of Lee family starring Taeyong, Seulgi, and their three children; Hwall, Yeji, and Wonyoung. [ON REVISION] Copyright © 2020, biyapiaa