SIX

2.8K 188 46
                                    

Harap vote dulu sebelum membaca :)
.
.
.
.
Happy reading 🍂✨

"Kak Erland?"

"Lo mau bareng gue nggak?" tanya Erland sekali lagi.

"Bareng kemana?" tanya Ica polos.

"Ya pulanglah. Gimana sih lo," dengus Erland.

"Nggak usah kak. Gue lagi ngunggu taksi."

"Oh yaudah," ucap Erland lalu akan beranjak pergi.

"Ish ga di paksa bareng gitu kek," gumam Ica kesal.

Gumaman Ica tersebut rupanya masih didengar oleh Erland.

"Gak usah sok jual mahal deh. Kalo mau bareng ya bareng aja gak usah sok nolak," ucap Erland yang tidak jadi pergi dari situ setelah mendengar ucapan Ica.

"Ya seenggak nolak-nolak dikit gitu. Kan niatnya biar dipaksa buat bareng gitu. Kaya di novel-novel."

"Ini dunia nyata bukan novel. Makanya jangan kebanyakan halu lo."

"Ck," decak Ica sebal.

"Sekarang gue tawarin lagi nih lo mau bareng gak?"

"Ya mau lah, siapa coba yang gak mau di barengi sama cowo ganteng," jawab Ica keceplosan. Sontak Ica langsung menutupi mulutnya dengan tangannya.

"Eh e-eng-enggak ko tadi itu keceplosan," elak Ica. Ia malu pada kakak kelasnya itu. Bagaimana bisa ia bilang kalo Cowok didepannya itu ganteng, ya meskipun memang ganteng sebenarnya.

Melihat Ica yang malu seperti itu, Erland tersenyum penuh arti.

"Lo ngaku kalo gue ganteng?" tanya Erland.

"Eng-enggak mana ada," elak Ica lagi.

"Tadi lo bilang sendiri kalo gue ganteng."

"Whatever."

"Ayo cepet katanya mau pulang," lanjut Ica berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Bilang aja lo malu. Sok ngalihin pembicaraan segala."

"Gue tampol ya lo lama-lama," ucap Ica yang sudah tersulut emosi.

"Udah ayo jalan!" lanjut Ica.

"Kok lo yang ngatur gue, kan gue yang punya motor."

"Makanya ayo cepet jalan," geram Ica.

"Ya udah ayo naik."

Ica pun menaiki motor Erland yang tinggi itu. Saat naik ia agak kesusahan dikarenakan badannya yang pendek, jadi dia pegangan pada bahu Erland.

"Udah belum?" tanya Erland.

"Udah."

"Jangan pegangan di gua ya lo nanti!" titah Erland.

"Trus gue pegangan dimana?"

"Gak usah pegangan."

"Trus kalo gue jatuh gimana?"

"Derita lo."

"Ngeselin banget sih lo jadi orang, heran gue," kesal Ica pada Erland. Ia sudah benar-benar kesal pada cowok di depannya ini.

Erland tidak menjawab, ia langsung menjalankan motornya dengan kecepatan rata-rata.

Tapi disaat mereka dalam perjalanan, tiba-tiba ada seekor kucing yang lewat. Sehingga Erland mau tidak mau mengerem motornya secara mendadak. Dan hal itu membuat Ica kaget dan melingkarkan tangannya di pinggang Erland.

"Jangan modus!" ucap Erland.

"Mana ada."

"Ini. Gue bilang jangan pegangan." Erland menunjuk tangan Ica yang masih melingkar di pinggangnya.

VASSILISCA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang