THIRTY ONE

934 55 13
                                    

Vote dulu sebelum membaca. Komen juga disetiap paragraf
.
.
.
BACA CATATAN DIBAWAH!!
DISANA AKU BAHAS TENTANG ENDING CERITA INI!!

Happy reading 🍂✨

Setelah pertemuannya dengan Rio tadi, Erland lebih banyak diam daripada biasanya. Teman-temannya heran akan perubahannya ini.

Sebenarnya dia tengah memikirkan perkataan Rio tadi.

"Sebentar lagi waktunya lo akan hancur oleh orang tersayang lo sendiri."

"Orang baru dalam hidup lo."

Kalimat itu terus saja terngiang-ngiang di kepalanya seperti kaset rusak. Siapa yang dimaksud Rio? Orang tersayangnya? Orang baru?

Rafa menepuk bahu Erland dan membuatnya sadar dari lamunannya. "Napa lo diem aja? Bibir lo bisulan?" tanya Rafa.

"Tolol banget sih lo, mana ada bisulan di bibir. Palingan Pak Bos jadi bisu," celetuk Aksa dan langsung ditatap tajam oleh Erland.

"Lo juga tolol, masa Pak Bos jadi bisu,"  balas Rafa.

"Orang baru di hidup gue siapa?" tanya Erland membuat semua orang menatapnya bingung.

"Maksud lo? Orang baru?" Rafa bertanya balik.

"Orang baru yang dateng di hidup gue," jelas Erland yang kali ini disertai penekanan.

"Ica," celetuk Gio.

"Iya, Ica kan deket sama lo, dia juga murid baru," timpal Kenzo.

"Kenapa lo tanya gitu?" tanya Aksa sambil meminum minumannya.

Erland menggeleng, "Nggak papa."

"Kaya cewek aja lo kalo jawab," ucap Kenzo sambil menoyor Erland.

Erland tak menggubris ucapan Kenzo, dia diam memikirkan ucapan temannya.

Ica.

✨✨✨✨✨

Ica menuruni tangga rumahnya dengan terburu-buru. Dia bangun terlambat lagi hari ini. Tapi untung saja Erland menjemputnya ke rumah, jika tidak, mungkin sekarang dia masih bermanja-manja dengan kasurnya.

"Sayang, ayo sarapan dulu," ucap Friska lembut ketika melihat putrinya turun dari tangga.

Ica sempat tercengang mendengar mamanya itu berbicara lembut, biasanya tidak seperti itu.

Ica mendekat ke arah meja makan  dan meminum cepat susu hangat yang sudah disiapkan Friska. Lalu dia mengambil tangan Friska dan menciumnya.

"Nggak keburu, Ma. Udah ditungguin Kak Erland juga," ucap Ica berpamitan pada Friska.

"Makanya kalo bangun itu pagi, jangan kaya kebo," cibir Friska menatap kesal putrinya.

"Iya besok nggak gitu lagi."

"Iyi bisik nggik giti ligi, terus aja ngomong gitu. Tapi tetep aja bangun siang," ucap Friska menye-menye.

VASSILISCA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang