FIFTEEN

1.4K 102 2
                                    

Harap vote dulu sebelum membaca :)
.
.
.
.
Happy reading 🍂✨

Erland dkk saat ini sedang berada di markas The Eagle, ralat sudah tidak berbentuk markas lagi. Sebab apa? Sebab saat ini markas The Eagle sudah hancur lebur. Sudah rata dengan tanah. Dan saat ini pula, Erland sedang marah besar.

"Sebenarnya kita itu salah apa sih, sama mereka? Kenapa mereka sampe hancurin markas kita," heran Rafa.

"Pokoknya kita harus cari tuh pelakunya, tambah hari tambah menjadi tuh orang," ucap Gio menggebu-gebu. Ingat kan kalo Gio itu mudah terpancing amarahnya. Kalo nggak inget, berarti kalian pikun.

Erland yang sedari tadi diam saja dan merenung seperti orang yang tak punya semangat hidup, akhirnya beranjak dari renungannya dan bergegas menaiki motornya.

"Mau kemana lo Land?" tanya Aksa.

"Rio."

Erland langsung tancap gas menuju markas Cobra tanpa menghiraukan teman-temannya. Tanpa basa-basi lagi, teman Erland pun mengikutinya.

Erland berjalan menuju markas Cobra dengan tatapan yang sangat tajam. Dia saat ini sangat ingin tahu, siapa yang berani beraninya menghancurkan markas The Eagle.

 Dia saat ini sangat ingin tahu, siapa yang berani beraninya menghancurkan markas The Eagle

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rio!! Keluar lo!"

"Rio!"

"Lo ngapain teriak-teriak kayak gitu heh?!" sahut Rio yang baru saja keluar dari markasnya.

"Siapa yang nerror The Eagle sekarang?" Erland langsung to the point pada Rio. Nggak kayak cewek harus ngode dulu.

"Kenapa lo tanya gitu?"

"Gue pengen tahu siapa yang berani main-main sama The Eagle," ucap Erland dengan rahang yang mengeras.

"Gue udah bilang, kalo pelakunya itu orang terdekat lo," balas Rio santai.

"Tapi siapa?" tanya Rafa yang sudah tiba bersama dengan teman-teman Erland lainnya.

"Itu lo harus cari tahu sendiri," balas Rio santai, lagi. Malahan dia sekarang lagi minum kopi.

"Kenapa lo nggak ngasih tau aja? Atau jangan-jangan lo terlibat juga?" tanya Gio dengan tatapan menyelidik.

"Gue nggak ngasih tau lo karena itu pr lo, masa iya sekolah aja yang ad pr. Dalam dunia per-geng an juga harus ada lah," jawab Rio sangat-sangat santai. Setelah mengucapkan itu, dia masuk kembali ke markasnya karena kopinya sudah habis.

"Efek sering kalah kalo lawan sama kita, jadi sedeng tuh orang. Masa iya ad pr?"

"Mungkin karena kita sering bolos pas jam pelajaran, jadi kita di kasih pr ini kali," ucap Kenzo dengan gaya sok-sokan berpikir. Padahal mah otaknya cuma separoh, gitu aja sok-sokan mikir.

"Bisa jadi tuh," timpal Aksa.

"Lama-lama lo bertiga yang sedeng, kenapa gitu gue dulu mau temenan sama lo pada," sinis Rafa.

VASSILISCA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang