SEVEN

2.4K 168 38
                                    

Harap vote dulu sebelum membaca :)
.
.
.
Dengerin lagu diatas ya
.
.
Happy reading 🍂✨

Pagi hari ini Ica sudah siap untuk berangkat ke sekolah, dia tidak mau terlambat seperti kemarin lagi.

Seusai makan pagi bersama mama dan papanya, Ica langsung berangkat ke sekolah naik taksi seperti biasanya.

Sesampainya di sekolah ternyata sudah banyak siswa yang datang. Ica segera menuju ke kelasnya. Dikelasnya, ada Valen yang sibuk menulis dan sepertinya panik.

"Len, lo nulis apaan?" tanya Ica yang baru saja duduk di bangkunya.

"Hah? Eh, Ca gue lihat pr fisika dong gue belum, nih gue baru ngerjain," pinta Valen dengan wajah yang dibuat melas.

"Oh. Kirain lagi nulis apaan. Nih, buku nya. Makanya kalo ada pr dikerjain," ucap Ica sambil mnyerahkan buku tugasnya pada Valen.

Ica memang selalu mengerjakan pr nya setiap saat. Dan karena ia juga pintar maka banyak teman sekelasnya yang menconteknya. Ica tak mempermasalahkan itu, karena yang penting tugasnya sendiri selesai itu sudah cukup.

"Ya kan gue keasikan nonton drakor jadi lupa kalo ada pr," jelas Valen sambil nyengir.

"Ih dasar," balas Ica lalu menoyor kepala Valen.

"Ssh sakit bego!" ringis Valen.

"Udah cepetan kerjain sebelum gurunya dateng."

"Iya iya."

Setelah itu Valen mengerjakan ralat menyalin pr nya itu. Dan pada saat sudah selesai, kebetulan gurunya datang. Jadi Valen selamat tidak kena omel guru.

 ✨✨✨✨✨

Saat ini, Ica sedang dalam perjalanan menuju toilet. Dia sendirian saja karena Valen tadi dia suruh untuk ke kantin sendirian nanti dia menyusul kesana. Dan memang sekarang ini saat jam istirahat.

Selesai dari toilet, Ica langsung bergegas untuk ke kantin. Karna Valen pasti kesepian sendirian. Memang Felis tadi tidak masuk karena ada kepentingan keluarga, jadi dia izin.

Tapi saat Ica melewati lorong dimana ruang musik berada, dia mendengar suara gitar.

Karena dia penasaran, dia berjalan mendekati ruang musik. Dan ternyata diruang musik ada yang sedang menyanyi. Karena Ica juga mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, jadi dia membuka pintu ruang musik tersebut.

Seketika Ica terkejut karena yang bermain gitar adalah Erland, kakak kelasnya yang nyebelin itu.

Erland tidak hanya bermain gitar, dia juga menyanyi. Dan siapa sangka jika suara Erland begitu merdu. Ica memandanginya tanpa berkedip sekalipun.

Sedangkan Erland yang baru sadar ada yang memperhatikannya, langsung menoleh kearah Ica. Dia juga terkejut tapi kemudian menormalkan ekspresinya kembali.

"Lo ngintip ya," tuduh Erland pada Ica.

Ica yang masih terpesona dengan Erland tadi langsung mengubah ekspresinya menjadi kesal.

"Enggak ya, tadi gue itu denger suara orang nyanyi trus gue ikutin suaranya ternyata dari sini. Dan gue juga nggak tau kalo ternyata lo yang nyanyi," ucap Ica membela diri.

"Alesan," cibir Erland.

"Emang gitu kenyataannya kok. Eh lo disini nggak dimarahin guru emangnya?" tanya Ica penasaran.

"Ya dimarahin lah kalo ketauhan," jawab Erland.

"Oh."

"Lo juga jangan didepan pintu gitu nanti ketauhan guru!"

VASSILISCA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang