TWENTY

1.2K 91 6
                                    

Harap vote dulu sebelum membaca :)
.
.
.
.
Happy reading 🍂✨

Keesokan paginya, di perkemahan belum juga ada kabar tentang Erland dan Ica. Valen dan Felis pun menjadi semakin panik. Mereka memaksa untuk mencari sahabatnya itu sekarang juga. Tetapi para guru melarang mereka, para guru bilang sebaiknya mereka sarapan dulu kemudian mencari Erland dan Ica. Akhirnya Valen dan Felis pun menurut.

Setelah sarapan untuk mengisi tenaga, mereka pergi mencari Erland dan Ica bersama tim pencari lainnya. Tak hanya tim pencari, Rafa dkk juga iku mencarinya, termasuk Bagas.

Jika dilihat-lihat, Bagas lebih khawatir terhadap Ica daripada Erland. Entah kenapa begitu.

Mereka pun mulai berjalan menyusuri hutan dengan bantuan Valen dan juga Rafa yang notabenenya mengetahui tempat terakhir kalinya mereka bertemu Erland dan Ica.

Sementara itu di dalam goa, Erland terbangun dari tidurnya. Dia menoleh ke samping dan dilihatnya Ica yang masih tidur dalam pelukannya, Ica juga ikut memeluk Erland. Dan jangan lupakan jaket milik Erland yang sedang mereka berdua pakai.

Erland melihat ke arah mulut goa, di sana ada sinar terang yang berarti hari sudah pagi. Dia pun membangunkan Ica.

"Ca, ca, bangun."

"Eungh...."

Bukannya bangun Ica malah melenguh sambil mencari posisi ternyaman di dada Erland untuk melanjutkan tidurnya.

"Ca, bangun udah pagi sekarang." Erland tak menyerah, dia masih terus membangunkan Ica sambil menepuk pipinya. Tak lama kemudian, mata Ica mulai terbuka dan terlihatlah manik mata yang indah itu.

"Ayo, bangun udah pagi."

"Hemm."

"Gue lihat di luar dulu," ucap Erland pada Ica. Kemudian dia menuju mulut goa dan, YEAH! harimau itu sudah pergi sehingga mereka berdua bisa keluar dari goa itu.

"Ca, ayo kita keluar dari sini, harimau nya udah nggak ada," ucap Erland menghampiri Ica.

"Iya."

Mereka berdua berjalan ke luar goa, sebelum itu Erland menyusuri wilayah itu untuk melihat apakah harimau itu sudah benar-benar pergi. Dan harimau itu sudah pergi.

Mereka berdua berjalan menyusuri jejak mereka saat lari kemarin. Dan baru sekarang mereka sadar kalau ternyata mereka berlari cukup jauh, ah tidak sangat jauh.

"Ini jaket lo," ucap Ica akan melepaskan jaket Erland yang melekat di tubuhnya.

"Lo pake aja dulu."

"Tapi lo nanti kedinginan," ucap Ica melihat Erland yang hanya memakai kaos tipis berlengan pendek.

"Lo juga nanti kedinginan."

"Tapi-"

"Udah pake aja nggak usah bawel,"sela Erland.

Mendengar itu Ica mengerutkan bibirnya kesal setelah ucapannya di potong oleh Erland. Selain itu niatnya kan baik, dia cuma tidak mau Erland kedinginan dengan kaos tipis itu. Eh, kenapa dia menghawatirkan Erland.

Mereka berdua terus saja berjalan, area perkemahan mereka masih jauh. Mereka sekarang sudah lelah, terbukti dengan peluh yang membanjiri tubuh mereka itu. Walaupun cuaca pagi hari ini sedang dingin, tapi tetap saja peluh itu keluar karena mereka berjalan sangat jauh.

"Kak, istirahat dulu yuk," rengek Ica. Dia merasa kakinya akan lepas dari badannya. Tapi sebentar, dia heran kemarin saja dia berlari sejauh itu hanya lelah bukan sangat lelah seperti sekarang. Padahal mereka kemarin berlari bukan berjalan. Mungkin karena kondisi yang memaksa kali ya.

VASSILISCA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang