TWENTY FOUR

1K 68 13
                                    

Maaf ya lama ga updet. Mood buat nulis lagi ancur soalnya.
.
.
.
Kalian bisa ga nih ramein kolom komentar aku di part ini😏(nada menantang:v)
.
.
.

Happy reading 🍂✨

Semua murid JHS sedang melaksanakan yang namanya menghirup udara segar. Apalagi kalau bukan jam istirahat. Kenapa menyebutnya menghirup udara segar? Karena pada saat jam istirahat inilah otak, jiwa, raga oke terlalu lebay mereka bebas setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Pada saat jam istirahat, banyak murid yang memilih pergi ke kantin untuk mengisi energi agar dapat menghadapi siksaan bagi otak mereka, baca: belajar. Tapi ada pula yang memilih untuk menetap di kelas. Mereka biasanya sudah membawa bekal dari rumah, ada juga yang ingin tidur dipojok kelas sambil memeluk dinding.

Dan Ica dkk saat ini memilih opsi yang pertama yaitu pergi ke kantin. Mereka sedang menikmati makanan yang mereka pesan. Tapi kali ini bukan Ica dkk saja, ada Bagas yang duduk di samping Ica. Dari pagi tadi mereka berdua terus saja bersama seakan ada lem yang menempel ditubuh mereka.

Kedua sahabat Ica yang melihat kedekatannya dengan Bagas, merasa tidak senang. Bahkan mereka berdua tadi mendiaminya. Tapi Ica tidak memperdulikannya.

"Mau gue beliin minum lagi?" tawar Bagas yang melihat Ica menyedot es jeruknya yang sudah habis itu.

"Enggak usah, nggak papa kok." Ica tersenyum pada Bagas yang dibalas senyuman oleh Bagas.

"Caper terooos," ucap Valen tiba-tiba yang bermaksud menyindir Bagas.

"Mii gii biliin minim ligi." Felis menirukan perkataan Bagas tadi dengan bibir dilengkungkan kebawah sehingga terkesan mengejek.

"Lo nyindir gue?" Bagas menaikkan satu alisnya menghadap ke arah Valen.

"Lo ngerasa?"

"Iya lah."

"Akhirnya lo sadar diri juga kalo lo itu caper," sinis Valen.

"Gue nggak caper kok, gue cuma mau nawarin beliin minum doang, nggak lebih," kata Bagas membela dirinya sendiri.

"Gini nih orang nggak tau diri, baru pindah ke sekolah ini aja lo ngebuat hubungan orang lain renggang. Apalagi kalo lo udah lama disini. Mau bikin kepsek cerai ama istrinya gara-gara lo tikung, hah?" Valen berbicara dengan nada yang sarkas. Matanya pun menatap tajam kearah Bagas.

"Gue nggak pernah ngerusak hubungan orang ya, lagi pula gue juga nggak doyan sama istrinya kepsek. Masa iya gue mau sama tante-tante," protes Bagas.

"Heh, gue kasih tau ya, lo itu udah ngebuat hubungan Kak Erland sama Ica yang tadinya deket jadi renggang tau gak. Dan mungkin aja lo suka tante-tante girang yang mangkal di perempatan sana," balas Valen sambil memasukkan sebutir bakso kedalam mulutnya.

"Trus si tante girangnya bilang gini 'hai Bagas, sini tante peluk'. Trus peluk tuh tante girang sambil muter-muter kek film India, ya nggak?" Felis ikut menimpali ucapan Valen sambil mempraktekkan bagaimana pelukan Bagas dan tante-tante girang yang ada di perempatan.

"Yoi." Valen ber-tos bersama V
Felis.

Saat Bagas akan membalas perkataan Felis, Ica lebih dulu menyelanya. "Udah deh kalian ini, ribut mulu kerjaannya."

VASSILISCA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang