Harap vote dulu sebelum membaca :)
.
.
.
.
Happy reading 🍂✨Pemandangan yang dilihat oleh Ica adalah Erland yang sedang memejamkan matanya sambil bernyanyi mengikuti irama dari musik yang dia dengar, ah maaf yang mereka dengar. Kalian tidak lupa kan dengan salah satu earphone milik Ica yang diambil oleh Erland lalu dia memasang di telinganya itu?
Ica melihat Erland dengan tatapan heran, bagaimana bisa cowok ini ada di sebelahnya. Padahal tadi dia hanya duduk sendirian. Saat ini Ica masih menatap Erland dengan tatapan heran.
Masih menatap
Masih menatap
Masih menatap
"Jangan natap gue kayak gitu." Tiba-tiba saja mulut yang tadinya bersuara untuk mengalunkan lagu, kini bersuara untuk menyadarkan seorang gadis dari lamunannya.
Ica yang tadinya hanya menatap Erland dengan tatapan heran, lama kelamaan dia menatap Erland dengan pandangan, entahlah tidak bisa diartikan. Sehingga dia pun melamun dan akhirnya di sadarkan oleh sang empu pemilik wajah yang dia tatap.
"Emang gue natap lo kayak gimana?" tanya Ica sedikit menormalkan rasa malunya sebab ketauhan memperhatikan wajah tampan milik Erland, eh apakah dia baru saja mengatakan bahwa Erland tampan?
"Lo natap gue dengan penuh minat," jawab Erland terdengar ambigu.
"Gue natap lo heran, kenapa lo ada di sini?"
"Karena gue mau duduk,"jawab Erland santai seperti biasanya.
"Kenapa harus disini? Kan bisa di tempat lain," ucap Ica mulai meninggikan suaranya.
"Penuh."
Ica pun mengedarkan pandangannya melihat seisi dalam bus, dan benar saja semuanya sudah penuh. Teman-teman Erland duduk berdua, jadi Erland hanya sendiri. Dan akhirnya cowok itu duduk disampingnya yang juga sendirian. Seolah dipertemukan oleh takdir.
"Udah, emang apa salahnya sih kalo kita duduk berdua," ucap Erland dengan mata yang terpejam.
Saat Ica akan protes lagi, Erland berkata,"Nggak usah protes, mending lo tidur, perjalanan masih jauh."
Erland berkata seperti itu tadi juga masih dalam keadaan mata terpejam. Tapi tangannya juga ikut menarik kepala Ica untuk bersandar di dada bidangnya itu.
Ica yang tak tahu harus berbuat apa hanya diam saja dengan apa yang dilakukan Erland. Toh, dia juga nyaman dengan posisi seperti ini. Nyaman?
Erland juga mengelus-elus kepala Ica yang bersandar di dada bidangnya dengan lembut, setelah itu Erland berucap, "jadi orang jangan banyak protes, sekarang tidur aja."
Erland mengatakan itu dengan nada yang sangat lembut. Kemudian Erland mengecup puncak kepala Ica dan dia menaruh kepalanya di atas kepala Ica. Matanya masih terpejam, tapi saat ini dia bersiap untuk menuju alam bawah sadar.
Dan bagaimana kondisi Ica sekarang? Biar aku jelaskan, pipinya memanas, jantungnya berdetak tidak normal, gugup tapi nyaman akan semua perlakuan Erland padanya.
Ica pun memejamkan matanya untuk bersiap menuju ke alam bawah sadar menyusul Erland. Siapa tahu mereka akan bertemu di sana.
✨✨✨✨✨
Beberapa jam kemudian, bus yang mereka tumpangi sudah sampai di tempat tujuan. Semua murid yang ada di bus 3 pada sibuk berebutan untuk turun dari bus tersebut. Sehingga keributan tak terelakkan di sana.
Tapi, keributan tersebut tak dapat membawa kedua insan yang masih di alam bawah sadarnya kembali ke dunia nyata. Posisi kedua insan itu saat ini adalah berpelukan. Ya, siapa lagi kalo bukan Erland dan Ica. Entah sejak kapan Ica juga ikut memeluk Erland dalam tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VASSILISCA (END)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!! CERITA SAMBIL AKU REVISI!! Ica. Seorang gadis cantik. Seorang gadis yang mampu meluluhkan hati seorang cassanova sekolah ditempat dia sekolah. Gadis yang mempunyai banyak teka-teki. Erland. Seorang cassanova sekolah tem...