THIRTY NINE

825 49 3
                                    

Koreksi kalo ada typo

Happy reading 🍂✨

"Mau kemana?"

"Bandung!"

"Bandung?" tanya Erland meyakinkan. Ica mengangguk dengan antusias. Sudah lama dia tidak ke Bandung.

"Mau kemana nanti?" tanya Erland lagi dan mulai menjalankan mobilnya perlahan meninggalkan area rumah Ica.

"Jalan aja nanti gue kasih tau," jawab Ica tanpa menoleh pada Erland.

Dua jam sudah perjalanan yang mereka tempuh. Sekarang mereka sudah sampai di salah satu tempat di Bandung. Suasananya nyaman, udaranya juga segar. Banyak pepohonan dan tumbuhan hijau dimana-mana.

Erland keluar dari mobil dan menutup pintunya, "Bener ini tempatnya?"

"Iya, kita jalan ke sana sedikit terus nyampe deh," jawab Ica lalu menggandeng tangan Erland untuk mengikutinya.

Hanya berjalan sekitar seratus meter, terlihatlah rumah pohon yang berukuran lumayan besar. Sepertinya sudah lama tidak ditempati terbukti dari banyaknya debu di sana. Dindingnya juga sudah mulai keropos.

Ica memandang rumah pohon itu cukup lama. Senyum terus terpancar dari wajahnya. Perlahan dia mendekati pohon itu, dan naik ke atas menggunakan tangga yang sudah ada di sana. Erland mengikutinya sambil mengawasi Ica. Takut-takut kalau gadis itu terjatuh.

Sampai di atas, ada karpet yang sudah berdebu dan barang-barang kecil lainnya. Di dindingnya juga banyak tertampang foto-foto yang terlihat usang. Beberapa sudah terlihat tidak jelas.

"Ini rumah pohon gue sama bang Vino dulu," ucap Ica. Dia melihat-lihat foto kenangannya bersama sang kakak.

Erland yang juga sedang melihat-lihat langsung menoleh ke arah Ica. Dia menghampiri Ica yang sedang melihat foto dimana ada sepasang anak yang terlihat bahagia duduk di depan rumah pohon ini.

Flashback on

"Pa, fotoin kita berdua di sini, ya," pinta Ica pada papanya.

Ica pun menarik tangan Vino setelah mendapat anggukan dari papanya. Mereka berdua duduk di depan rumah pohon dengan wajah bahagianya.

Rumah pohon ini dibuat atas permintaan Ica dan Vino. Mereka ingin menghabiskan waktu bersama di rumah pohon ini.

Setelah berfoto, mereka berdua memasuki rumah pohon itu. Ica berteriak girang melihat isi rumah pohon itu. Tempatnya luas dan nyaman.

"Waaahh! Bagus banget rumah pohonnya," kagum Ica yang masih menatap sekeliling.

"Iya, kita bakal sering main di sini," balas Vino sambil merangkul adik tersayangnya itu.

"Ica harus jaga rumah pohon ini sampe Ica gede," ucap Vino.

Ica menoleh dan mengangguk mantap. "Janji ya?" Vino mengulurkan jari kelingkingnya.

"Janji." Ica menautkan jari kelingkingnya ke jari kelingking Vino.

Flashback off

VASSILISCA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang