TWENTY THREE

1.1K 79 2
                                    

Harap vote dulu sebelum membaca :)
.
.
.
.
Happy reading 🍂✨

Ica berada di markas Thunder Flash sekarang, dia sudah lama tidak berkunjung ke markasnya ini.

"Gimana rencana lo, Ca?" tanya Destern.

"Masih berlanjut seperti biasa." Ica menjawab sambil menghempaskan tubuhnya di sofa.

"Lo yakin mau nerusin rencana lo ini?"

"Yakinlah."

"Kalo gitu kita beritahu mereka yang sebenarnya," ucap Destern menatap Ica lekat-lekat.

"K-kenapa harus buru-buru banget?" Raut wajah Ica berubah ragu entah kenapa.

"Biar urusan ini cepat selesai."

"Gue nggak mau kalo sekarang," tolak Ica tegas.

"Alasannya?"

"Ya gue nggak mau aja terburu-buru."

"Lo nggak mau terburu-buru atau lo nggak mau kehilangan Erland?" Destern menatap Ica dengan pandangan penuh selidik.

"Apaan sih lo? Kenapa juga gue harus takut kehilangan dia."

"Karena lo udah mulai suka sama dia," jawab Destern.

"Jangan sok tau deh, lo."

"Gue bukan sok tau, tapi sikap lo selama ini itu menunjukkan kalo lo udah mulai suka sama dia."

"Gue ingetin lo sekali lagi ya. Gue. Nggak. Pernah. Suka. Sama. Erland." Ica berucap penuh penekanan,

"dan sikap gue selama ini, cuma buat agar gue bisa deket sama Erland dan memanfaatkan kedekatan itu buat balas dendam," lanjut Ica.

"Apa omongan lo itu bisa dipercaya?" tanya Destern meremehkan.

"Terserah lo, gue nggak peduli. Yang penting rencana gue tetep berlanjut." Ica keluar dari markasnya dan pergi dari sana mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata.

Dia tak menghiraukan umpatan-umpatan yang keluar dari mulut para pengendara lain. Lalu Ica mengambil ponselnya dan menelepon seseorang.

"Gue mau kita ketemuan di tempat biasa." Ica berucap pada orang yang di seberang sana.

Setelah itu Ica menambah kecepatannya lagi dan mengendarai mobil itu ke arah cafe yang tak jauh dari JHS.

Ica pun masuk kedalam cafe itu dan mencari sosok yang dia telpon tadi. Orang itu melambaikan tangannya agar Ica tahu keberadaannya.

Orang itu berada di tempat duduk yang berada di pojok. Ica mengakhirinya dan duduk di depan orang itu.

"Tumben lo ngajak ketemuan, ada apaan?" tanya orang itu sambil menyeruput minuman yang dia pesan.

"Gue kesini cuma mau ngomong, lo jangan lagi ikut dalam rencana gue ini," jawab Ica.

"Tapi kenapa, apa gue buat kesalahan?" tanya orang itu seperti tidak terima dengan keputusan Ica.

"Lo nggak ada salah apa-apa. Tapi kali ini gue mau nyelesein masalah ini tanpa bantuan orang lain. Gue sendiri yang akan nyelesein masalah ini," jelas Ica.

"Tapi gue masih pengen bantu lo, Ca," ucap orang itu.

"Maaf, Yo, tapi gue mau nyelesein ini sendiri. Gue mau masalah ini cepat berakhir," ucap Ica memberi penjelasan pada Rio. Iya, orang yang didepan Ica ini adalah Rio, ketua geng Cobra.

"Oke. Tapi rencana lo kali ini apa?"

✨✨✨✨✨

Pagi ini, Ica berangkat sekolah bersama Bagas. Kemarin malam Ica memintanya untuk menjemputnya ke sekolah. Dan dengan senang hati Bagas menurutinya.

VASSILISCA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang