EXTRA PART : FLASHBACK (2)

1.8K 62 2
                                    

Halo...
Ini lanjutan extra part yang sebelumnya yaa
Maaf kalo nunggu lama

Happy reading

Erland keluar dari kamar menggunakan pakaian santai tapi rapi. Dia turun kebawah dan mengambil kunci motornya.

Di bawah sudah ada bunda nya yang tengah menonton film di TV. Dia berpamitan dan bilang akan keluar sebentar.

Sebenarnya Erland tadi baru saja mendapat pesan dari Rio. Rio mengatakan bahwa Vino ingin bertemu mereka berdua. Di cafe yang biasa mereka datangi.

Tanpa bertanya apa-apa, Erland mengiyakan saja.

Lalu dia pergi ke garasi da mengambil motornya. Dia tancap gas menuju tempat yang disepakati. Tetapi baru setengah jalan, dia menyadari ada barangnya yang tertinggal.

Handphone!

Dia menepuk dahinya. Bagaimana bisa dia lupa membawanya. Terpaksa dia putar balik dan mengambil handphonenya.

✨✨✨✨✨

Sementara itu di sebuah cafe, seorang laki-laki duduk sambil menghisap kopi hitam miliknya. Dia tampak menunggu seseorang.

Tak lama kemudian, datang seseorang laki-laki yang berperawakan lebih tinggi dari laki-laki tadi.

"Sorry lama. Agak macet tadi," ucap laki-laki yang baru datang tadi.

"Santai aja. Gue juga belum lama di sini, Bang," balas laki-laki yang mengisap kopi tadi.

"Erland belum dateng?" Laki-laki tadi melihat sekitar.

"Paling juga dia habis ini sampe. Bang Vino nggak pesen minum dulu?"

"Nanti aja," jawab Vino.

Vino datang kemari karena Rio bilang bahwa dia dan Erland ingin bertemu. Dia tak menanyakan untuk apa, dia asal datang saja.

"Erland itu cocok banget ya jadi ketua," ucap Rio mencomot topik asal.

Vino menoleh pada Rio dan mengangguk setuju. "Dia orangnya kuat, tegas, jujur. Walaupun sikapnya sedikit cuek, tapi dia baik banget. Gue nggak salah pilih dia jadi ketua baru," ucap Vino.

Semua orang termasuk anggota lain juga menyadari bahwa Erland adalah orang terpercaya Vino. Vino selalu membangga-banggakan Erland.

"Lo suka banget sama Erland ya, Bang. Sampai-sampai lo nggak ngeliat orang selain Erland. Sebenernya banyak orang yang kuat dan berpotensi jadi ketua. Tapi lo seakan tutup mata dan beranggapan Erland yang paling sempurna."

Vino mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan Rio.

"Lo nggak pernah liat orang di sekitar lo kecuali Erland," ucap Rio sinis.

"Maksud lo?" Vino tidak paham apa yang dimaksud Rio.

Rio terkekeh melihat raut kebingungan Vino. "Gue selama ini juga berkorban besar buat geng kita. Gue punya peran sama besarnya kaya Erland. Anggota lain juga ngaku kalo gue kuat, tegas. Gue nggak jauh beda sama Erland.

Tapi lo malah milih bajingan sialan itu buat jadi ketua. Selama ini usaha gue lo anggep apa?!"

Vino terdiam di tempatnya. Apa maksudnya ini. Rio tidak terima kalau Erland menjadi ketua?

VASSILISCA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang