SEVENTEEN

1.5K 99 3
                                    

Harap vote dulu sebelum membaca :)
.
.
.
.
Happy reading 🍂✨

Malam ini Ica akan pergi ke markasnya, markas Thunder Flash tentunya. Dia berpamitan pada Friska dan juga Fredick. Setelah itu dia pergi ke garasi rumahnya untuk mengambil mobil kesayangannya.

Tak butuh waktu lama untuk sampai di markas Thunder Flash. Di sana ada banyak anak Thunder Flash yang sedang berkunjung ke markas. Ica sudah lama sekali tidak berkunjung ke markasnya itu. Lalu, dia pun menghampiri Destern yang tengah bermain game online bersama anak Thunder Flash lainnya.

"Bang," sapa Ica.

"Eh, lo kesini? Udah dari tadi? Kok abang gatau?" tanya Destern bertubi-tubi.

"Kalo nanya satu-satu," kesal Ica yang hanya dihadiahi kekehan oleh Destern.

"Gue ulang deh pertanyaannya, lo kesini?"

"Lo liat gue ada dimana sekarang?" tanya Ica balik dengan nyolot.

"Di sini," jawab Destern polos.

"Nah itu udah tau, gimana sih," geram Ica.

"Hehehe, trus lo udah lama disini?"

"Nggak, gue baru dateng."

"Kok gue nggak liat lo dateng?"

"Lo keasikan main game," jawab Ica lalu merebahkan tubuhnya di salah satu sofa. Markas Thunder Flash ini memiliki banyak fasilitas. Diantaranya, ada lima buah sofa panjang, satu televisi besar, satu kulkas, dapur, kamar mandi dan juga lapangan parkir yang luas untuk ditempati kendaraan anggota TF.

"Apa lo mau tetep ngelanjutin rencana lo ini?" tanya Destern pada Ica.

"Iya."

"Tapi ingat satu hal, ini hanya untuk balas dendam ," peringat Destern.

"Aku tahu, ini hanya untuk balas dendam. Memang apa lagi jika tidak balas dendam?" Ica bertanya pada Destern dengan sedikit keheranan.

"Jangan pernah ada cinta dalam misi ini!"

"Gue nggak akan menaruh unsur cinta dalam misi ini," ucap Ica mantap. Dia seolah yakin akan ucapannya itu, tapi apakah nanti di masa yang akan datang ucapan itu menjadi ragu-ragu? Hanya waktu yang bisa menjawab.

✨✨✨✨✨✨

Hari ini, di kelas Ica menjadi ricuh karena pengumuman dari wali kelas mereka yaitu, Bu Sinta. Beliau berkata, bahwa lusa mereka akan mengadakan camping untuk anak kelas sepuluh dan sebelas. Mengapa kelas dua belas tidak ikut? Karena mereka sudah mulai di sibukkan oleh ujian dan juga try out.

Camping dilaksanakan di puncak. Dan semua murid wajib ikut (terkecuali kelas dua belas), karena ini bukan semata-mata hanya untuk rekreasi atau wisata. Di sana nanti juga ada pembelajaran di luar ruangan.

Semua murid kelas x IPA 3 ramai membicarakan tentang camping itu. Ada yang membicarakan tentang barang apa saja yang dibawa, membicarakan tentang lokasi tempat camping nanti, dan juga ada yang membicarakan tentang mostwanted sekolah, siapa lagi kalau bukan Erland dkk. Mereka membicarakannya karena mereka merasa senang, karena Erland dkk pasti ikut camping. Para mostwanted itu kan kelas sebelas.

Alhasil kelas x IPA 3 jadi seperti pasar. Mulut mereka semua bergerak berbicara, tapi ada juga yang hanya menanggapi camping ini dengan santai. Mereka adalah Felis dan Ica. Mereka berdua sibuk dengan urusannya masing-masing. Felis yang mendengarkan lagu sambil memejamkan mata dan Ica sedang membaca novel kesukaannya.

Jika kalian bertanya, dimana Valen? Aku akan menjawab, Valen, gadis itu berbicara sendiri karena sedang memikirkan barang apa saja yang akan dia bawa. Dia berkali-kali meminta pendapat pada Felis dan Ica mengenai barang apa saja yang dia bawa, tapi sahabatnya itu tak menghiraukan.

VASSILISCA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang