Bagian II

2.1K 296 121
                                    

Gara.

"Lo kenapa sih dateng-dateng noyor gue, dosa tau!" hardik seseorang yang sudah menunggu gue. Sebelum menjawabnya, gue tersenyum menatap semua orang yang sudah melingkar dimeja ruangan rapat.

"Tumben gak tanya-tanya Ena?"

"Lagi bete!" jawabnya mengerlingkan mata. Males banget si centil ini?

"Kenapa sih dia?" tanya gue kepada Arkan disebelahnya, si Arkan yang tadinya lagi baca proposal menaikkan kedua bahunya tanda tak tahu.

Saat kedatangan Pak Dimas membuat orang-orang berdiri dan menyapanya, rapat projek selanjutnya segera dimulai.

Perkenalkan dulu deh, katanya kan kalau gak kenal maka gak sayang? Ah elah! Basi banget emang gue orangnya. 

Biasanya orang memanggil gue sebagai sebutan Sutradara.

Iya, Mas Sutradara, karena gue gak suka dipanggil Bapak.

Hm, dan hari ini hari pertama setelah kemarin gue baru pulang dari Malaysia satu bulan lamanya buat ngerjain projek disana –gue mendapati seseorang memanggil gue bapak.

"Bay," bisik gue.

"Paan?" jawabnya jutek.

Gue membenarkan letak duduk gue, sambil berbisik walaupun pandangan gue ini tertuju pada Arkan yang sedang mempresentasikan proposal teamnya.

"Ada pegawai baru gak sih di Stuma?" tanya gue mengingat cewek tadi yang panggil gue bapak.

"Siapa?"

"Ya gue nanya monyet," kata gue sabar.

Ini anak kalau lagi mens emang suka kurang ajar.

"Maksud aing, kata siapa?! Udah ah orang gue lagi bete juga!" tiba-tiba dia ngegas membuat semua orang menatap gue dan Bayu bergantian.

"Maksud aing, kata siapa?! Udah ah orang gue lagi bete juga!" tiba-tiba dia ngegas membuat semua orang menatap gue dan Bayu bergantian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa Bay?" tanya Pak Dimas.

"Si Gara nih Pak, berisik," jawabnya menunjuk gue. Gue hanya nyengir menatap Pak Dimas yang tersenyum.

Awas aja nih anak... hardik gue dibatin. Gue sekarang beralih ke presentasi Dean –sang produser Stuma nomor satu. Pokoknya dia idaman seluruh Bos didunia deh, tapi untung kinerja gue dan dia beda dikit. Jadilah Pak Dimas percayain gue buat jadi Ketua Team Stuma terhitung tiga tahun setelah gue trainee selama satu tahun.

Ya iyalah nyet... orang Dean adiknya Pak Dimas, gimana nih tanggapan orang kalau kakaknya CEO eh adiknya Leader alias Ketua Stuma?

"Lo kenapa sih?" tanya gue kesal saat rapat selesai tiga jam kemudian. Gue mengeluarkan rokok yang langsung disambut oleh Arkan.

Setelah ambil rokok, Arkan pergi meninggalkan gue dan Bayu yang hening.

"Gue duluan Gar, Bay!" teriak Dean santai melewati kita sebelum gue fokus lagi pada makhluk disisi gue ini.

ReenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang