Gara.
I long for you
Just the touch
Of your hand
You don't leave my mind
Lonely days, I'm feeling like a fool for dreaming
- To Die For by Sam Smith.
"Reen..."
"Kepinggir Reen..."
Berulang kali gue menarik kedua bahu Aureen yang berjalan di depan gue, sumpah... ini cewek udah mungil, badannya lemes banget lagi... gampang banget dia disenggol orang.
Gue menatapnya dari belakang cemas mengingat sekarang kita lagi beli makanan di mall, dan sialnya penuh banget ini lorong tempat makanan.
"Reen?" panggil gue kesekian kalinya karena gue gemas sendiri lama-lama.
Gue tarik tubuh kecilnya itu saat dia hampir terhuyung lagi ke arah depan. "Sini, gue aja sini yang ambil. Mau yang mana?" tanya gue.
Aureen sekarang malah menatap gue kaget. "Hah... gue lupa lagi sama Mas Gara, dikirain barusan sendiri..."
Anjir....
Dia nih... pantesan ya orang bilang mandiri banget, ya lihat deh dia gak anggap gue gini?
"Yang mana sayang?" tanya gue sabar.
Aureen dengan diamnya itu memicingkan mata dan menunjuk beberapa makanan yang berada di etalase atas.
"Udah?"
"Iya.." jawabnya angguk-angguk lucu.
Gak lama dari sana, gue mengantar Aureen ke kasir.
Tahu gak sekarang dia lagi ngapain?
Ngebuka es krim padahal belom di bayar itu, bener-bener ini bocah...
"Berapa Mba?" tanyanya kepada si mba kasir.
"299.800 Mba.."
Saat melihat Aureen yang kesusahan membawa dompetnya di tas itu gue tersenyum kecil, dia masih gak nganggap gue apa gimana nih?
Padahal ya... gue menunggu dia yang meminta tolong pada gue. Buat sekedar ambilin dompet dia kan bisa? Walaupun ujungnya gak akan gue biarin ini Aureen bayar pake uangnya.
"Ini," ucap gue pada kasirnya setelah Aureen berhasil membawa dompetnya, gue sengaja baru mengeluarkan uang gue dan menatap Aureen yang memelotot kaget menatap gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reen
Teen Fiction(SELESAI) Tentang kehidupan manusia di muka bumi beserta kenangan manis pahitnya. [Hunrene Lokal] ©asreeysi, 2020.