Bagian XXVII

1.7K 246 281
                                    

Aureen.

So, before you go

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

So, before you go

Was there something I could've said to make it all stop hurting?

It kills me how your mind can make you feel so worthless

So, before you go

Would we be better off by now

If I'd have let my walls come down?

- Before You Go by Lewis Capaldi


Ada satu hal yang sampai sekarang, sebenarnya, masih selalu terasa bagaimana rasanya.

Iya... ditinggalin waktu sayang-sayangnya.

Saat gue mendengar Bayu yang rusuh berkata bahwa Gara pingsan di ruangan rapat, gue saat itu tidak lagi mengindahkan kerjaan gue yang numpuk.

Gue tidak lagi mengerjakan apa-apa karena tiba-tiba gue terfokuskan akan satu hal.

Dia kenapa?

Dia sakit apa?

Bahkan gue berusaha untuk tidak lagi mengingat-ingat gimana bentakkan dia kepada gue saat yang gue rasakan sekarang adalah takut dia meninggalkan gue seperti Raka dulu.

Memangnya... dia ini siapanya lo Reen sampe lo merasakan takut yang teramat seperti ini ketika mendengar dia pingsan berjam-jam?

Gue tiba-tiba sudah membayangkan segala hal negatif yang hinggap di diri.

Membayangkan dulu juga Raka gak sakit, dia sehat-sehat aja saat tiba-tiba terkena serangan jantung dan akhirnya meninggalkan gue sendirian selama empat tahun kebelakang itu.

Lalu sekarang apa?

Gue gak tahu sejak kapan gue memberanikan diri untuk mendatangi dia duluan. Di ruangan istirahat yang memang berada di ruangan Gara.

Padahal selama ini... gue sudah mencoba sekuat tenaga gue untuk membangun dinding gue untuk tidak roboh.

Gue bahkan gak tahu kenapa Gara masih dengan kelakuannya yang sering memeluk gue seenaknya seperti waktu itu, padahal gue sama sekali tidak berniat untuk memeluknya balik saat yang dirasa tubuh Gara panas bukan main.

Rasa kesal, sedih, marah, dan takut saat ini sedang menggerogoti gue dengan seenaknya. Sama seperti Gara, yang selalu melakukan hal seenaknya itu kepada gue.

"Apalagi gue," jawab gue datar saat dia berkata bahwa dia sakit hati.

"Apa?"

"Sakit hati sama Mas Gara," jawab gue lagi.

Gara dengan wajahnya yang memerah itu menatap gue sendu.

ReenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang