Bagian XXXVII

1.3K 234 323
                                    

Aureen.

Sagara Gauri Pratama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sagara Gauri Pratama.

Cowok yang malam ini untuk keberapa kalinya memeluk gue dengan erat di tempat tidur.

Padahal gue sudah menolak.

Padahal gue ingin menolak.

Padahal rasanya... masih banyak kata-kata yang ingin gue keluarkan untuk dia. Kalau gue... untuk kedua kalinya kecewa pada sosoknya.

Dia selalu memberikan gue kenyamanan seperti ini, membuat gue dengan tidak tahu malunya memeluk balik tubuhnya dengan erat.

Gue terus menerus meneliti wajahnya yang damai itu, sesekali keningnya mengerut, atau dimenit selanjutnya ia akan mengigau kecil.

Gue selalu merasa membutuhkan, karena dari dulu gue selalu merasa seperti itu. Padahal bisa saja... bukan gue doang yang butuh pelukan ini, tapi dia juga.

Dia butuh gue.

Dan malam ini, gue membawa tangan gue ini ke atas, mengelus pelan alis dan keningnya bergantian.

"Mas Gara kemana aja..." bisik gue menatapnya yang tertidur itu.

"Gue kangen..."

"Gue takut banget..."

Kali ini, gue melihat bagaimana keningnya yang mengerut seolah sedang memikirkan sesuatu yang berat.

Sagara Gauri Pratama.

Yang tidur aja masih mikir.

Yang tidur aja masih meluk gue.

Yang tidur aja masih memegangi tangan gue karena permintaan gue yang konyol itu.

Bohong kalau gue tidak ingat apa yang gue utarakan saat sebelum gue dan dia sama-sama terlelap.

Karena itu... adalah refleks. Gak tahu maunya gue apa karena tiba-tiba perkataan itu keluar saat melihat bagaimana tatapan Gara yang khawatir itu.

Gue gak bisa bohong.

Gue pengen bilang dan ceritain semuanya ke dia.

Padahal sebenarnya gue takut, gue takut banget kalau nanti Gara tahu kalau Kenzo waktu itu mencium gue bahkan sampai... berani hampir membuka paksa baju gue.

Gue takut banget... gue takut banget kalau Gara nantinya bakal kayak gimana... bahkan gue gak berani untuk barang membayangkannya.

Makanya, satu jam setelah Gara pergi dari apartment untuk ke kantor, gue menyusulnya.

Gak tahu apa yang gue rasakan karena tiba-tiba perasaan gue ini gak enak.

Rasanya kayak ada sesuatu yang benar-benar mengusik pikiran gue.

ReenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang