Bagian X

1.4K 243 44
                                    

Gara.

Menurut wikipedia, sutradara atau pembuat film adalah orang yang bertugas mengarahkan sebuah film sesuai dengan manuskrip. Manuskrip itu sendiri digunakan untuk mengontrol aspek-aspek seni dan drama didalam sebuah film.

Cie, udah main wikipedia nih. Sejak kapan Gar?

Gue menyalami satu persatu Sutradara, Asisten Sutradara, Direktur Sutradara, dan antek-antek lainnya saat projek beserta seminar yang diadakan tujuh hari di Bandung ini selesai. Kalau ditanya hal apa yang paling membahagiakan, maka gue akan menjawab pada saat kerjaan gue ini selesai diwaktu yang tepat dan cepat.

Gue gak suka dengan kelalaian dan itu semua karena bawaan. Maksudnya, memang gue terlahir dari keluarga pekerja semua. Jadi... mungkin itu juga dampak dari gue yang tiba-tiba dipercayai Pak Dimas untuk jadi Ketua Stuma dalam jangka hanya satu tahun trainee.

Waktu itu gue diajak Dean, dia katanya ada tawaran pekerjaan di bidang perfilman. Which is, pekerjaan itu seharusnya bukan ada di ranah gue. Gimana sih nih, sarjana hukum tapi jadi Sutradara... beloknya terlalu jauh tuh! Itu pendapat Ira –kakak pertama gue saat dulu gue izin lamaran kerja ke Stuma.

Belom lagi karena memang gue gak ada turunan, lalu, tiba-tiba nyempil jadi Sutradara. Jadi inget waktu Papi masih bisa jalan, dia selalu berkata, "Adek yakin jadi Sutradara? Gak akan menyesal?". Padahal, Papi adalah salah satu orang dirumah yang jarang ikut campur urusan anak-anaknya.

Dean yang notabenenya adik dari sang empunya Stuma itu meminta gue untuk ikut serta dengannya, toh ternyata sebelum ada gue, ada Arkan juga yang memang sudah masuk duluan sebagai trainee. Jelas, Arkan lulusan photografi, dulu juga sering ikut komunitas-komunitas yang berjalan di ranah perfilman juga.

"Lo kan pernah Gar beberapa kali menang ikut projeknya theater studio di kampus, coba aja dulu, kali aja tertarik?" ajak Dean. Dia gak pernah maksa saat itu. Tapi karena Dean dengan bawaannya yang selalu berkata meyakini gue, lambat laun gue jadi tertarik.

Gak pernah terbayangkan kalau gue ini memang ternyata passionnya disini. Mungkin iya, mungkin tidak.

Karena sampai empat tahun sekarang aja, gue masih perlu mengenali diri sebagai Sagara Gauri Pratama, sang Sutradara dan Ketua Team Stuma.

Dan dalam empat tahun ini, gue baru aja mengalami keanehan. Kapan sih gue rela nungguin orang sampai lebih dari tiga puluh menit?

Seorang Sagara mau-maunya nungguin orang sambil berdiri diparkiran kayak gini?

Kesambet setan apa nih gue?

"Aureen," sapa gue tersenyum, menegakkan tubuh gue yang sedari tadi nyender di kap mobil.

Sesuai janji di tiga hari lalu, gue datang tepat waktu dan menunggu Aureen yang ternyata belom selesai dengan pekerjaannya. Padahal kalau dipikir-pikir, gue bisa pulang dulu ke rumah buat sekedar mandi dan ganti baju. Mengingat gue dari Bandung langsung tancap gas kesini.

Tapi ini... gue malah nungguin cewek yang lagi memandang gue dengan tatapan bersalah itu.

 gue malah nungguin cewek yang lagi memandang gue dengan tatapan bersalah itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ReenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang