Bagian XXXIX

1.4K 232 317
                                    

Aureen.

"Kinan gak masuk juga?"

"Iya,"

"Masa?"

Gue menegakkan tubuh sebentar karena pagi ini baru saja gue duduk, sudah ada segerombol orang yang menghampiri gue.

Disana juga ada Mbak Rika, yang baru selesai cuti.

"Emang lo gak tahu Reen?" tanyanya membuat gue diam.

Gue bahkan gak bisa membalas karena hari ini... kan hari pertama gue masuk lagi ke kantor?

Acara gosip kita ini terpotong saat mendengar suara Bayu yang memanggil gue ke ruangannya, membuat semua orang bubar dan kembali ke pekerjaannya.

"Kenapa Mas?"

"Lo bisa bantu gue?"

"Hm?" tanya gue melihat raut wajah Bayu yang kusut pagi ini.

"Besok... proposal buat Jogja harus selesai," katanya.

Gue diam sebentar menatapnya, karena gue pikir... dia mau marahin gue karena seminggu gak masuk?

"Kalau lo pikir gue bakal marah, nanti aja marahnya, yang penting ni proposal kudu jadi besok," lanjutnya.

Gue yang berdiri didepan mejanya ini akhirnya mengangguk, merasa serba salah juga... karena bisa gue lihat gimana raut wajah Bayu yang jarang murung itu, sekarang terlihat. Untuk pertama kalinya setelah waktu itu kepergian Pak Dimas.

"Kinan... gak masuk juga Mas?" tanya gue akhirnya membuat Bayu yang tadi sempat mengangguk dan membuka laptopnya itu menatap gue.

"Iya,"

"Kemana dia?"

"Izin," balasnya.

"Kemana?"

Bayu diam sebentar lalu melanjutkan, "Gak ngerti gue sama orang-orang... lo semua napa dah masalah percintaan aja sampe segini-gininya? Kesel gue," racaunya tiba-tiba.

Gue diam lagi mencoba mencerna perkataan Bayu.

"Apa di dunia ini hanya gue gitu yang bahagia-bahagia aja walaupun di tolak cewek?"

"Hah?"

"Sumpah anjir Reen... lo tahu? Si Selma anjir... mentang-mentang calon dokter ya so banget susah dideketin, lihat aja nanti kalau dia tiba-tiba yang butuhin gue... gue dateng langsung dah!" ucapnya tiba-tiba ngegosip.

Gue yang tadinya serius ini tiba-tiba menahan tawa menatap sosok Bayu yang sekarang berwajah seolah merengek itu. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ReenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang