Sementara di sisi lain Alena merasa bosan harus terdiam, terkurung di dalam kamar. Pasalnya ia tidak melakukan aktivitas lainnya, ia hanya melakukan aktivitas makan, belajar dan tidur. Sungguh benar-benar membosankan. Jika hari-hari biasanya aktivitas Alena yang bisa dibilang cukup padat, ditambah dengan sorenya bermain bersama Bevan. Hal itulah yang membuat Alena sangat bahagia. Akan tetapi, kali ini berbeda. Semua yang terasa indah kini terasa hampa.
Satu-satunya cara menghadapi rasa bosan, yaitu dengan cara mendengarkan musik lewat aplikasi spotify. Lagu berputar bergantian secara acak, kini lagu Tolong ciptaan Budi Doremi diputar di ponselnya. Seketika lagu itu mengingatkan Alena akan Bevan. Masih terekam jelas di dalam benaknya. Dimana Bevan diam-diam menyelinap ke kamarnya hanya sekadar menghibur Alena dengan sebuah lagu yang ia nyanyikan.
Ponsel berdering menandakan bahwa ada sebuah notifikasi masuk dari ponselnya. Dengan cepat Alena raih ponselnya yang berada di kursi Balkon.
Bevan Fernandes
Lagi mikirin aku ya?
Alena mengernyitkan keningnya bingung. Bagaimana bisa Bevan mengetahui isi pikirannya? Apa hanya perasaan dia saja? Atau memang benar-benar ia bisa merasakannya?
Pipinya kini kian memanas seakan terjadi reaksi. Pipinya bagaikan bunglon yang selalu berubah warna. Untung saja Bevan tidak ada di sampingnya, jika ada dia pasti mengejeknya habis-habisan.
Seseorang membuka pintu yang tak terkunci seraya membawa nampan. Pria itu pun menghampiri Alena yang tengah duduk di kursi Balkon. Ternyata kini putrinya tengah tersenyum entah siapa yang berhasil membuatnya tersenyum. Sampai Alena tidak menyadari keberadaan Ayahnya yang berada di belakangnya. Alena disibukkan dengan pikirannya sendiri.
"Sepertinya putri Ayah bahagia sekali, ada apa gerangan tuan putri?" sindir Ayah sengaja.
Alena terkejut ketika mendapati sang Ayah yang berada di sampingnya. "Eh Ayah,” sapa Alena seraya memeluk Ayahnya dari samping. “Sejak kapan Ayah di sini?” tanya Alena seraya mendongakkan kepalanya menatap Ayah.
“Sejak kapan ya?” tanya Ayah mengejek. Alena merengek kala Ayah malah menggodanya. “Baru aja, tapi putri Ayah malah sibuk mikirin dia,” kata Ayah.
“Enggak kok Ayah, Alena gak mikirin Bevan,” bantah Alena
Ayah tersenyum jahil pada Alena. Jika tidak memikirkan dia, bagaimana Alena bisa menyebutkan namanya? Bukankah kata dia tidak merujuk ke Bevan saja? Lantas, mengapa Alena malah menyebut namanya?
“Ayah,” rengek Alena yang mulai salah tingkah.
Ayah pun duduk di sofa balkon diikuti oleh Alena. Ayah membawa bubur untuk Alena, waktunya makan siang sudah tiba. “Takutnya nanti kamu gak ada energi lagi buat mikirin Bevan, mending kamu makan bubur dulu,” ejek Ayah.
Alena tersenyum menanggapinya. Kemudian, Alena pun memakan bubur itu. Ayah selalu membuatkan bubur untuk Alena tiada hari tanpa henti. Biasanya orangtua akan membeli bubur di pedagang kaki lima, dengan alasan lebih praktis tidak perlu membuatnya. Namun, Ayah Alena ini berbeda.
“Oya Yah, kapan Alena sekolah lagi?” tanya Alena.
"Mau sekolah lagi apa mau ketemu Bevan?" tanya Ayah dengan nada mengejek.
"Ayah," rengek Alena.
Ayah tersenyum melihat putri semata wayangnya bahagia kala mendengar nama Bevan. Sepertinya kehadiran Bevan membawa kebahagiaan ke dalam kehidupan Alena. “Besok kamu sekolah lagi, tapi Alena harus janji sama Ayah,” ucap Ayah.
“Apa?” tanya Alena seraya kembali memakan sesuap buburnya.
“Alena harus janji, jaga kesehatan dan jangan sampai kamu kecapean, janji?” tanya Ayah seraya mengacungkan jari kelingkingnya di udara.
Alena pun mengacungkan jari kelingkingnya di udara seraya menyatukan dengan jari milik Ayahnya. “Alena janji. Makasih Ayah, Ale sayang Ayah,” ungkap Alena seraya memeluk Ayah dengan erat.
Ayah pun membalas pelukan hangat darinya. “Tapi Ayah sayang Bunda,” sahut Ayah.
Tinggalkan jejak dengan cara vote dan ramaikan kolom komentar.
Terimakasih ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Without Love (Revisi)
Teen Fiction"Hai Bidadari cantik, gimana udah bangun? Kalau udah jangan lupa bangunin Bevan ya!" Isi surat itu seperti tidak berarti apa-apa. Namun, siapa sangka isi surat itu mengandung makna terdalam. Alena disadarkan oleh sebuah kenyataan yang sangat menyaki...