Suasana kali ini jauh lebih cerah dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Begitu juga dengan suasana hati Bevan, setelah Alena hadir kembali. Bevan dengan asyiknya mendengarkan musik lewat earphones yang tersumpal di telinganya. Jarinya Bevan ketuk-ketukkan di atas meja.
Alena menoleh ke samping tepat pada Bevan. Alena pun tersenyum melihat tingkahnya yang unik. "Asyik banget kayaknya," sindir Alena.
Bevan tersenyum seraya melepaskan earphones sebelah kanan, lalu Bevan menyodorkannya pada Alena. "Mau coba?" tawar Bevan.
Alena menganggukkan kepalanya seraya mengambil earphones sebelah. Kemudian, Alena pun memasangkan earphones itu tepat di telinga kanannya.
Somebody to you lagu yang diputar di ponsel Bevan saat ini. Lagu yang menceritakan seorang gadis yang bisa membuatnya gila. Sama halnya seperti Bevan tergila-gila akan Alena. Gadis itu berhasil merebut hatinya. Lagu bergantian berputar di ponselnya menjadi lagu A thousand years yang dilantunkan oleh Adelle.
Tidak ada angin atau pun hujan. Tanpa Alena sadari sebutir cairan bening berhasil keluar dari pelupuk matanya.
I have died everyday waiting for you
Darling, don't be afraid, I have loved you for a thousand years
I'II love you for a thousand more
Bevan menoleh ke samping tepat pada Alena. Terlihat Alena yang tengah meneteskan air matanya. "Al, kamu kenapa? A—apa karena ada debu masuk? Sini aku tiupin," ucap Bevan panik.
"Aku gak papa kok," lirih Alena seraya mengusap pipinya yang basah.
“Yakin?” tanya Bevan memastikan dengan dijawab anggukan oleh Alena. Bevan pun menyandarkan kepalanya di bahu Alena.
Sementara di sisi lain Ciko dan Gio merasa heran dengan tingkah Bevan kali ini. Terkadang suasananya secerah pagi dan terkadang suasana hatinya semendung hari lalu.
"Cielah yang lagi berbunga-bunga," ejek Ciko yang tengah berdiri di hadapannya.
"Pantes bau kuburan," sahut Gio dengan wajah polosnya. Namun, Gio malah mendapatkan satu jitakan dari Bevan.
“Anji,” geram Gio seraya mengelus kepalanya yang terasa sakit.
“Bilang apa lo tadi?” tanya Ciko.
“Anjim Ko anjim,” jawab Gio seraya menekankan kata anjim. Ciko ini sangat tidak suka dengan orang yang berkata kasar. Jika Ciko mendengar kata-kata kasar dari mulut seseorang, bisa-bisa Ciko langsung melaporkan hal itu kepada Guru.
Biasanya ketiga lelaki itu langsung pulang, tapi berbeda dengan kali ini yang memilih untuk pergi ke kantin terlebih dahulu. Dan jangan heran jika keadaan kantin kini masih ramai, meskipun sudah memasuki waktunya pulang. Baru saja tiba di kantin, tapi mereka dibuat bingung, ketika semua orang berhamburan keluar dari kantin. Padahal sama sekali tidak terjadi gempa kali ini.
"Naon euy gempa gempa?” tanya Gio seraya celengak-celinguk.
“Mana ada gempa, orang bumi gak bergetar,” timpal Ciko.
Bevan dan Ciko tidak merasakan sama sekali getaran yang terjadi. Yang menjadi aneh itu, ketika mereka berlarian keluar dari kantin setelah melihat tayangan dari layar ponselnya. Mungkinkah ada perkelahian yang terjadi?
Bevan pun mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Kemudian, Bevan membuka aplikasi instagram. Terpampang dari layar ponselnya wardah.u sedang melakukan siaran langsung. Karena penasaran Bevan pun langsung membukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Without Love (Revisi)
Genç Kurgu"Hai Bidadari cantik, gimana udah bangun? Kalau udah jangan lupa bangunin Bevan ya!" Isi surat itu seperti tidak berarti apa-apa. Namun, siapa sangka isi surat itu mengandung makna terdalam. Alena disadarkan oleh sebuah kenyataan yang sangat menyaki...