Perhatian

269 33 10
                                    

Keadaan lorong-lorong ramai bak pasar dikarenakan waktu memasuki jam istirahat. Semua pasang mata terpaku pada Bevan dan Alena yang terlihat mesra. Terdengar beberapa dari siswi tengah berbisik-bisik mengenai Alena.

"Mukanya pucet banget, kesian ya dia,” kata salah satu siswi yang berada di ambang pintu. Siswi yang lainnya menambahi, “Tapi dia beruntung ditolongin sama Bevan.”

Bianca keluar dari kelasnya. Seketika langkahnya terhenti ketika melihat Bevan dan Alena berjalan menuju ke arahnya. Namun, hal yang membuatnya terkejut, yaitu ketika melihat Leon tengah berjalan di belakang kedua orang itu.

Bianca pun segera menghampiri Leon. Marah, itulah yang tergambar dari raut wajahnya. Sudah dari tadi dirinya mencari Leon. Namun, tak menemukan keberadaannya sama sekali.

“Kamu dari mana aja si By?” tanya Bianca. Namun, yang ditanya malah tidak menjawab. Bianca yang mulai geram pun memukul dada bidang Leon. “By jawab dong,” gerutu Bianca.

Bevan menghentikan langkahnya. Bevan menyuruh Alena untuk menunggu sebentar. Kemudian, ia berjalan menghampiri Bianca dan Leon. Bevan menyunggingkan bibirnya kala melihat Leon yang terdiam.

“Gue titip pesan sama lo, jaga tuh cowok lo jangan sampai berkeliaran,” pesan Bevan seraya berlalu pergi.

Tangan Leon mulai geram, ia pun mengepalkan satu tangannya dengan erat. Bisa dikatakan raut wajahnya kini mulai memerah bak cabe merah. Seolah kemarahannya akan segera meledak.

“By jelasin maksudnya apa?” rengek Bianca seraya menggoyang-goyangkan lengan Leon. Tanpa berpamitan pada Bianca sang kekasih, Leon malah pergi begitu saja.

Seketika suasana kantin riuh, ketika Alena dan Bevan memasukinya. Gio melambaikan tangannya memberikan isyarat pada keduanya. Bevan dan Alena pun berjalan menghampiri Meja Gio.

"Eh Den Bevan, mau pesan apa?" tanya Bi Inah dengan nampan di genggamannya.

Bevan menoleh ke samping tepat pada Alena. "Jus alpukat?" tanya Bevan dibalas anggukkan oleh Alena.

“Satu aja Bi," jawab Bevan.

"Siap,” kata Bi Inah seraya berlalu pergi.

Bevan tak henti-henti menatap wajah Alena yang kini pucat pasi. Baru pertama kalinya Bevan merasakan kekhawatiran yang dahsyat. Pikiran negatif selalu menguasai otaknya.

Bevan dibuat marah akan kehadiran Leon. Ketika lelaki itu malah berani datang lagi setelah membuat keributan di UKS. Bevan tak bisa berpikir jernih mengenai Leon.

"Hai Al," sapa Leon seraya membawa kotak makan berisikan sandwich di dalamnya.

"Hai Kak," sapa Alena seraya tersenyum.

Leon menyodorkan kotak makan pada Alena. “Dimakan ya, takutnya nanti kamu sakit,” pesan Leon.

Namun, bukannya Alena yang mengambil kotak makan itu, justru Bevan yang menjauhkan kotak makan itu. "Maaf, lain kali kalau pemberian orang itu jangan dikasih lagi. Paham?" pesan Bevan.

Mengenai kotak makan itu sebenarnya bukan murni milik Leon, melainkan milik Bianca. Sudah jelas tertulis inisial di kotak itu huruf BR, siapa lagi kalau bukan Bianca Riberio. Setiap hari Bianca selalu memberikan makan siang tanpa absen. Meskipun Leon sama sekali tidak pernah memakan pemberiannya. Leon lebih sering memberikan makanan itu pada teman kelasnya, tanpa sepengetahuan Bianca. Jika Bianca tahu pemberiannya diberikan kepada orang lain, mungkin Bianca akan marah besar.

Bi Inah datang seraya membawa nampan berisikan segelas jus alpukat. Bi Inah pun menyimpan gelas itu di atas meja. “Eh ada Den Leon, kemana atuh si Bibinya?” tanya Bi Inah.

Bi Inah memberikan nama panggilan untuk Bianca dengan sebutan Bibi. Namun, Bianca selalu marah ketika mendapati panggilan itu. Karena baginya itu seperti merendahkan. Seorang Bianca yang kaya disamakan dengan seorang pelayan, itu menjijikkan. Bianca yang selalu bilang seperti itu.

“Bi asal bibi tempe ya, ini singa satu lepas dari kandangnya,” sindir Gio sengaja.

Bi Inah menunjukkan ekspresinya yang terkejut. “Kabur? Ini mah harus dibalikin atuhnya ke habitatnya,” timpal Bi Inah. Menyangkut Bi Inah dan Gio memang terlihat serasi, apalagi ketika disuruh mengusir seekor singa. Keduanya mampu mengatasi hal itu.

Dan benar saja Bi Inah dan Gio berhasil mengusir Leon. Buktinya kini Leon sudah tidak ada di hadapannya. Sementara mereka tertawa lepas atas kemenangannya.





TBC

Tinggalkan jejak dengan cara vote dan ramaikan kolom komentar.
Terimakasih ❤

Without Love (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang