"Seseorang akan menjadi bucin ketika menemukan orang yang tepat."
Bevan Deonandra Fernandes
Suasana kelas ramai bak pasar dengan berbagi aktivitas. Ada yang sedang bermain game mobile legend, nonton drakor yang didominasi oleh kaum hawa, ada yang bermain tiktok ini lebih ke semua gendre, ada juga yang rajin membaca bukan buku, tapi lebih tepatnya baca cerita di platform wattpad.
Seorang siswa berjalan menuju depan papan tulis seraya membawa toa kelas. "Perhatian semuanya," ucap Fathur.
Seketika suasana yang semula ramai menjadi hening. Semua pasang mata kini tertuju pada Fathur yang tengah berdiri di depan. Fathur ini bisa dibilang rajanya berita. Jika doraemon mempunyai kantung ajaib dimana isinya banyak sekali peralatan canggih. Berbeda dengan Fathur yang mempunyai segudang berita dan tips.
"Sekali lagi perhatian semuanya, hari ini tepatnya pada pukul 13.30, dimana pelajaran matematika yang digurui oleh Pak Trio akan segera dimulai. Diharapkan untuk semuanya pasang mata kalian, kalau bisa pakai kaca pembesar,” ujar Fathur seraya mengedarkan pandangannya ke setiap orang yang berada di depannya.
“Dan untuk nanti pada saat pukul 15.30 dimana waktunya pulang, diharapkan kalian tutup kuping rapat-rapat, kalau perlu pakai headseat jika nilai kalian dalam tanda kutip. Baiklah saya selaku saudara kembar identik Justin Bieber mengucapkan selamat mencoba tips dari saya,” tutur Fathur panjang lebar. kembali berjalan menuju tempat duduknya.
"Y," sahut Gibran dengan raut wajah polos.
Seorang pria dengan membawa map berisikan berkas-berkas penting masuk memasuki kelas. Seketika semua siswa berubah menjadi tegang, seperti sedang melakukan interview. "Buka buku paket halaman 135!" perintah Pak Trio.
Pak Trio pun menjelaskan materi baru. Sebagian siswa sudah tidak sanggup lagi menahan rasa kantuknya dan pada akhirnya, mereka pun tertidur di atas meja. Sudah dua jam lebih, akhirnya waktunya tiba. Pembagian hasil ujian yang membuat semua siswa-siswi kembali tegang.
"Bevan bagikan," ucap Pak Trio seraya menyodorkan lembar hasil ujian pada Bevan. Pak Trio pun berlalu pergi keluar dari kelasnya, karena waktu pelajaran sudah habis.
Sementara Bevan pun membagikan hasil lembar kerja pada teman-temannya. "Yo," sahut Bevan seraya menyodorkan kertas lembar jawabannya.
Gio pun mengambil kertas hasil ujiannya. Gio pun membuka lembar pertama dan melihat hasilnya. Setelah melihat hasilnya, Gio langsung memasukkan lembar ujiannya ke dalam buku, diselipkan di dalam plastik buku. Gio membereskan buku-bukunya, lalu dimasukkan ke dalam tasnya. Gio meransel tasnya sebelah lalu berjalan keluar kelas, tanpa berpamitan kepada sahabatnya.
“Van si Gio kunaon?” tanya Ciko yang merasa aneh dengan perubahan sikap Gio belakangan ini.
Alena memasukkan buku-bukunya ke dalam tas seraya berkata, "Gio aneh ya."
"Iya sama kayak hubungan kita aneh dan gak jelas," sahut Bevan.
“Pepet terus,” timpal Ciko.
Rasanya Alena merasakan pipinya yang mulai memanas. Seolah terjadi reaksi pada pipinya. Sudah tidak bisa dipungkuri bahwa kini pipinya mulai memerah. Alena tidak tahu harus menyembunyikan wajahnya dimana.
Bevan dan Alena mampir terlebih dahulu untuk makan sebentar, sedangkan Ciko sibuk dengan forumnya yang katanya ada rapat mendadak. Itulah Ciko tidak ada waktu berkumpul bersama Bevan. Paling jika waktu belajar bersama Bu Frida saja.
"Mau makan apa hari ini?" tanya Bevan seraya melirik ke kaca spion.
Alena mengedarkan pandangannya melihat beberapa pedagang yang berada di pinggir jalan. Di sana terdapat banyak tempat makanan lesenan, dari mulai sate, ayam bakar, bakso dan lainnya.
"Sate boleh tuh kayaknya," jawab Alena.
"Mau sate apa mau saterasna sama saya?" sindir Bevan sengaja. Dalam kamus bahasa Indonesia saterasna itu artinya seterusnya.
Kali ini wajah Alena memerah bak kepiting rebus. Alena hanya bisa menyembunyikan wajahnya di balik punggung Bevan. Kenapa Bevan selalu saja membuatnya dirinya malu? Benar-benar menyebalkan.
Bevan memarkirkan motornya di pinggir jalan. Kemudian, Bevan dan Alena pun menghampiri penjual sate.
Bevan menepuk pundak penjual sate. "Bang satenya sepuluh tusuk ya bang," ucap Bevan menirukan suara Suzzana.
Seketika bulu kuduk penjual sate naik. "Ini ko Suzzananya jakunan ya?" Abang penjual sate bergidik ngeri membayangkan hal itu. "Satenya abis,” sahut Abang penjual sate seraya mengibas-ngibas sate yang tengah dibakar.
Bevan mengeluarkan dompetnya dari saku celana. Ia pun mengambil tiga lembar uang kertas berwarna merah, lalu menyodorkan uang itu pada Abangnya.
Abang penjual sate membulatkan matanya tak percaya, kini di hadapannya ada si merah yang membuat mata berkilau. "Ini duit asli apa kagak ya?" tanya Abang penjual sate dengan pandangan tak berpaling dari uang.
Bevan dengan usil mengibas-ngibaskan uang di hadapannya. "Mau gak nih?" sindir Bevan sengaja.
"Kok suaranya cowok? Apa mungkin Suzzana transgender dan namanya berubah jadi Suzzani?" tanya Abang penjual sate.
“Mau gak? Yaudah kantungin lagi nih,” kata Bevan.
Abang penjual sate pun berbalik badan menghadap Bevan. Ia hanya bisa menyeringai pada Bevan seraya mengambil uang darinya dengan cepat, secepat kilat.
"Silahkan duduk dulu," ucap Abang tukang sate, ibu jarinya menunjuk pada tempat lesehan.
Bevan dan Alena pun duduk di tempat lesehan. Sebaik-baiknya dan se-nyaman-nyamannya tempat makan, yaitu tempat makan lesehan. Karena sensasinya berbeda dan lebih enak.
Tak butuh waktu lama, Abang penjual sate pun datang dengan membawa nampan. Abang penjual sate pun menaruh piring yang berisikan sate dan menaruh dua gelas es teh manis di atas meja.
“Lain kali jangan ke sini lagi deh,” ucap Bevan tiba-tiba yang membuat Alena bingung.
“Kenapa?” tanya Alena.
“Soalnya aku mau ke satu tempat aja,” jawab Bevan seraya tersenyum. Alena mengernyitkan keningnya bingung, seolah bertanya menanyakan jawabannya. Bevan kembali menambahi, “Cuma di hati kamu aja.”
Seseorang akan menjadi bucin ketika menemukan orang yang tepat. Sama seperti Bevan dan orang yang tepat itu datang di waktu yang tepat.
•
•
•
•
•
•
TBCTinggalkan jejak dengan cara vote dan ramaikan kolom komentar.
Terimakasih ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Without Love (Revisi)
Fiksi Remaja"Hai Bidadari cantik, gimana udah bangun? Kalau udah jangan lupa bangunin Bevan ya!" Isi surat itu seperti tidak berarti apa-apa. Namun, siapa sangka isi surat itu mengandung makna terdalam. Alena disadarkan oleh sebuah kenyataan yang sangat menyaki...