48. berhenti mengikat sesuatu yang tak ingin terikat

438 105 51
                                    

48. berhenti mengikat sesuatu yang tak ingin terikat.

Dari arah halaman kontrakan, purnama bisa lihat kalau anak-anak kontrakan lagi pada kumpul dibalkon. Purnama senyum, rasanya udah lama banget ga lihat mereka semua kumpul dibalkon. Terakhir, mereka pada sibuk semua ganti-gantian jagain langit dan ngurus beberapa kegiatan kampus yang lainnya. Purnama melangkah masuk, dan langsung naik keatas berdiri diambang pintu balkon, "assalamualaikum" Ucap purnama yang membuat seluruh atensi mengarah padanya.

"Waalaikumsalam" Dijawab serempak sama anak-anak. Dan purnama langsung gabung sama anak-anak yang lainnya. Dempet-dempetan, tapi gapapa, kan biasanya juga begitu. "Pragi sama galaksi belum balik, ya?" Tanyanya.

"Iya. Masih ada jam kuliah dah kayaknya mereka berdua." Ucap semesta sembari melirik kearah jam tangannya.

Purnama mengangguk, lalu mengeluarkan laptop miliknya dari dalam tas. Kemudian ia teringat sesuatu. "oh iya, tadi pagi, atau siang, atau sore tadi ada bapak-bapak kesini, ga?" Tanya purnama.

Anak-anak natap purnama bingung, "bapak-bapak? Siapa?" Tanya orbit.

Purnama tampak ragu, "bokap gua... Soalnya tadi janjian ketemu didepan gedung informatika tapi ga ada. Mungkin kelamaan nunggu gua yang ada jam tambahan. Kali aja bokap gua kesini." Ucap purnama.

Auriga terkekeh kecil, sudut bibirnya terangkat, ia menyeringai, "mau ngapain bokap lo kesini? Mau maksa lo lagi?" Tanya Auriga sedikit ngegas. Membuat purnama tersentak, dan otomatis anak-anak yang lainnya terdiam.

Semesta melirik kearah angkasa yang duduk disebelah Auriga, memberi kode untuk berjaga-jaga di belakang Auriga. Takut-takut terjadi sesuatu yang tidak-tidak. "Gausah dibahas disini, ga." Ucap purnama.

"lo gausah khawatir soal bokap lo lagi. Gua udah ngomong semuanya ke bokap lo. Sekarang saatnya lo sama nyokap lo yang ambil langkah. Lo maunya gimana sekarang?" Ucap Auriga. Tangan anak itu terkepal, ia menyembunyikannya. Entah kenapa rasanya ia begitu marah.

Dahi purnama mengkerut, "lo ngomong apa sama bokap gua? Kok lo ngambil hak gua buat ngomong sama bokap gua?" Tanya purnama.

"Ya kalo ga gitu mau sampai kapan??" Sentak Auriga membuat angkasa dengan cepat menahan bahu anak itu.

"Oke. Stop dulu. Diperjelas dulu ini apa? Baru lo berdua gua izinin lanjut ngomong." Ucap semesta cepat ketika melihat purnama hendak membuka suara.

Purnama buang muka, "gaada apa-apa. Dianya aja yang aneh." Ucap Purnama. Semesta memicing, menatap Purnama penuh curiga. Lalu menatap Auriga.

[✔]1.tongkrongan dunia : rumah ke rumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang