36. luka itu bukan beban

523 110 88
                                    

36. Luka itu bukan beban.

"assalamualaikum." ucap gus begitu memasuki kontrakan. Seperti biasa, kontrakan rame sama anak-anak. Ada yang asik nonton TV, ada yang asik ngerjain tugas, ada juga yang asik ngisengin temennya yang lagi ngerjain tugas. Macem-macem deh kelakuannya. Betelgeuse menghitung kepala kepala yang ada di ruang tengah, terus menghitung beberapa lagi yang lagi duduk dikursi meja makan. Dahi gus mengernyit ketika kurang satu orang.

Gus mendekat kearah orbit dan bumi yang emang lagi makan berdua dimeja makan. "Langit mana? Kok ga keliatan?" Tanya gus, bumi sama orbit sama sama nunjuk kearah halaman belakang, tepatnya kearah ruang rekaman.

Gus terperangah, "lagi?" Tanya Gus, orbit sama bumi ngangguk barengan. "Gua liat-liat cuma langit doang yang dari kemarin intens nongkrong di ruang rekaman. Padahal seinget gua, langit dapet email anonim barengan sama kalian. Kalian udah baca emailnya belom sih?" Tanya Gus lagi.

Bumi dan orbit saling pandang, "nanti aja, mau jagain langit dulu." Ucap mereka berdua berbarengan. Membuat Gus terkekeh, lantas beralih menarik kursi kosong untuk duduk bergabung sama mereka.

"ini bener karna langit, atau kalian..... terlalu takut buat tau apa yang menjadi luka kalian?" Tanya Gus pada akhirnya, membuat bumi dan orbit terdiam. Mereka saling tatap dan engga untuk menjawab. Membuat Gus terkekeh sekali lagi. Ia mengeluarkan handphonenya, lalu meletakannya di tengah-tengah meja.

Gus menunjuk handphone miliknya dengan dagunya, "buka sekarang didepan gua." Ucap gus tegas tak bisa dibantah. Menatap kearah orbit dan bumi bergantian.

"Baru awal kalian udah pesimis kayak gini, gimana kalau udah sampai diakhirnya nanti? inget ga kalau kita harus belajar terbuka satu sama lain? ini fungsinya. Kalau emang kalian terlalu takut menghadapinya sendirian, kalian bisa minta bantuan orang lain untuk jadi kekuatan kalian. Bukan menjadikan orang lain sebagai alasan." Ucap gus, tepat menohok benak orbit maupun bumi.

"Ayo buka." Titah gus lagi, mau tidak mau bumi meraih handphone milik gus. Membuka aplikasi gmail yang ada disana. Dan mulai membaca satu persatu pesan email itu.

"kita jagain satu sama lain disini tanpa mengabaikan diri kita sendiri. itu point pentingnya, gua bukannya maksa kalian. Gua ga mau kalian menghindar terus-terusan, dan mulai pinter jadiin orang lain alasan. Ga baik." Ucap gus di sela-sela bumi tengah membaca satu persatu emailnya.

[✔]1.tongkrongan dunia : rumah ke rumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang