53. Siapa yang benar-benar tahu?
Angkasa berdiri tegak didepan sebuah bingkai besar yang terpajang didinding kantor miliknya. Dimana bingkai besar itu ditutupi kain gelap berwarna hitam. Hampir berdebu, kusut, karna angkasa selalu tidak memperbolehkan orang-orang menyentuhnya. Angkasa meraih gelas yang ada dimeja kerjanya, lalu meneguk cairan bening itu. Helaan nafas keluar dari sela bibirnya sesaat ia selesai menegak habis minumnya.Tok! Tok!
"masuk" Titah Angkasa tanpa berbalik, membiarkan orang yang mengetuk pintunya masuk.
"congratulations"
Angkasa menoleh kebelakang sesaat dirinya mendapat ucapan selamat. Seketika mendapati rigel yang berdiri dengan dua cangkir kopi di masing-masing tangannya. Rigel mendekat kearah meja kerja Angkasa, lalu meletakan salah satu kopi yang sengaja ia belikan untuk Angkasa disana. Angkasa terkekeh, "no. Lo yang seharusnya dapet ucapan itu. Selamat, dua bulan lagi, selepas wisuda, lo bakal dilamar dan menikah sama orang yang paling baik didunia." Ucap Angkasa.
Rigel terkekeh, "ya, selamat juga karna udah putus sama orion. Karna orion deserve better." Ucapnya dengan penuh penekanan. Melipat tangannya didepan dada, menatap Angkasa dengan tatapan jengah.
Angkasa terkekeh, tanpa mengeluarkan sepatah katapun, ia mengangguk. "Ya, orion deserve better." Ucap Angkasa lirih, masih memandang kearah bingkai besar itu.
"Lo tau, gel? Saat gue denger gus mau lamar lo selepas dia wisuda nanti, gue rasanya seneng sekaligus iri. Gue seneng pada akhirnya, gue bakal punya temen yang bentar lagi bakalan nikah, dan hidup berkeluarga sama orang yang dia sayang." Cerita Angkasa, "yang gue iri, kan, adalah... Gue ga bisa melakukan hal yang sama." Ucap Angkasa lagi.
Arigella terdiam, "kenapa ga bisa?"
Angkasa menghela nafas sebentar, "sesaat orion bilang kita harus coba ke tahap yang lebih serius, disitu gua sadar kalau gua gabisa untuk menjaganya lebih jauh. Gua sadar kalau selama ini gua ga punya kemampuan untuk itu, yang gua bisa lakukan adalah memberikan orion kebahagiaan yang semu. Gua cuma bisa main-main. Dan gua yakin orion pasti sadar akan itu, makannya dia minta hal itu, dengan harapan gua bakal coba, tapi kenyataannya, gua gabisa." Ucap Angkasa lagi.
"Kenapa lo berpikir apa yang lo kasih ke orion, apa yang orion kasih ke lo itu semua, si, kas?" Tanya rigel, tak mengerti dengan pemikiran orang yang ada dihadapannya ini. "Lo tahu seberapa patah orion saat lo memilih untuk ngelepas dia disaat dia ga mau untuk lepas dari lo? lo tau ga sih, seberapa dia kehilangan lo?" Ucap rigel, benar-benar tak mengerti dengan pemikiran Angkasa.
Angkasa menggedikan bahunya, ia menggeleng dengan suara napas yang begitu berat, "gua ga tau rigel." Ucap Angkasa. "Cinta, kasih sayang, pernikahan, keluarga. Adalah konsep yang sama sekali gua ga ngerti jalan ceritanya. Banyak orang mulai mendesak gua untuk menikah. Seolah menikah adalah suatu hal yang mudah, mereka selalu bilang bahwa menikah adalah suatu hal yang menyenangkan, dan menyakinkan gua kalau, gua udah siap. Padahal mereka berkata begitu karna mereka pikir, umur gua sudah diambang batas untuk menikah." Ucap Angkasa.
"Padahal, menikah bukan hanya soal umur. Begitu banyak hal yang harus dipikirkan, yang perlahan berubah menjadi sesuatu yang kita takutkan." Ucap Angkasa, "setiap kali gua liat orion, gua selalu berpikir, gua bisa ga ya jaga dia ketika dia udah jadi istri gua nanti? Mencintai dia sepenuhnya selayaknya orang tuanya yang mencintai sebegitu dalam selama ini? Bisa ga ya gua sabar menghidupi orion seperti orangtuanya selama ini? Bisa ga ya gua membahagiakan orion terus terusan? Baik itu secara rohani, materi, semuanya. Semua hal yang masih gua belum sanggup untuk gua realisasikan." Ucap Angkasa.
![](https://img.wattpad.com/cover/225384114-288-k693072.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]1.tongkrongan dunia : rumah ke rumah
Teen Fictionterlalu sibuk berkelana, singgah dari rumah ke rumah, anak-anak terkadang suka lupa. ada 'pulang' yang selalu menanti mereka dengan tangan terbuka. 26 Oktober 2019- 29 Oktober 2020 {dunia tongkrongan new version} ©2020 || dunia.series || vol.1