58. Sejak kapan?
seingat malam, ia sudah memperingati auriga untuk tidak kembali ikut urusan tongkrongan yang suka bikin kisruh fakultasnya. Seingat malam, ia dengar betul kalau auriga akan melepaskan tongkrongan itu. Seingat malam, teman satu fakultasnya itu, teman satu atapnya itu sudah lama sekali meninggalkan gubuk tua yang ada di belakang gedung fakultas teknik, yang dijadikan tempat tongkrongan yang isinya manusia-manusia yang bikin pusing kepala.
Tapi coba lihat sekarang.
Saat malam hendak membeli cilor terenak langganannya yang suka sekali mangkal di belakang gedung fakultasnya, malam melihat auriga ada disana. Terlihat haha-hehe dengan rambut berantakan, tak lupa dengan seputung rokok yang menyala, yang terselip diantara jari telunjuk dan tengahnya. Malam terdiam, disebelah abang-abang cilor yang sedari tadi menanyai-nya 'jadi beli ga dek?' Tapi tak kunjung dapat jawaban dari malam, karna oknum yang ditanyai hanya diam memandang kearah satu-satunya orang yang ia kenali, sahabatnya dari jaman dia masih mahasiswa baru disini, auriga.
Tepat saat malam baru saja melangkahkan kakinya mencoba mendekat, gerakannya tertahan. Niatnya terurung, begitu melihat seorang gadis datang dengan berani yang langsung dihadiahi sorak sorai sekumpulan laki-laki disana. Alfa centauri, gadis dengan mata indah yang malam tau kalau dia adalah pacar dari sahabatnya.
Malam bisa melihat bagaimana alfa yang tampak marah besar pada auriga, belum lagi tindakan alfa yang membuang putung rokok yang masih menyala ke tanah lalu menginjaknya. "Serius, auriga? Lo balik lagi kesini?"
"Emang kenapa si neng pacarnya kesini? Dilarang banget kek nya, kayak lagi ngumpul mau narkobaan aja dilarang-larang."
Sinting.
malam bisa melihat auriga hanya tertawa sementara alfa terlihat hampir mau menangis karna tingkah pacarnya. Maka dari itu, malam tanpa berpikir, ia kembali melangkahkan kakinya. Menarik bahu alfa mundur, untuk berdiri dibalik punggung tegapnya yang menjulang tinggi. "Wow, dateng lagi pahlawan kesiangan."
lagi.
Auriga masih diam dan malah ikut tertawa sekali lagi saat kali ini, temannya menjadi bahan olokan. "kenapa lo bos? Mau bawa lari temen lo lagi? gabisa. Kalo seseorang udah nganggep suatu tempat sebagai rumah, ga bakal bisa lari. Intropeksi diri aja, lo sama temen temen lo belum bisa jadi rumah berarti. Buktinya, auriga balik lagi kesini." Ucap satu laki-laki yang ada diantara gerombolan itu.
Setahu malam, dia ibaratnya sebagai ketua tongkrongan. "Lo mungkin berhasil cegah auriga waktu itu, tapi lo ga tau, kalau sedihnya auriga ada disini. makanya, auriga lari kesini." Ucapnya lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]1.tongkrongan dunia : rumah ke rumah
Teen Fictionterlalu sibuk berkelana, singgah dari rumah ke rumah, anak-anak terkadang suka lupa. ada 'pulang' yang selalu menanti mereka dengan tangan terbuka. 26 Oktober 2019- 29 Oktober 2020 {dunia tongkrongan new version} ©2020 || dunia.series || vol.1